Sosok PM Pakistan Imran Khan yang Digulingkan Lewat Mosi Tidak Percaya

Sosok PM Pakistan Imran Khan yang Digulingkan Lewat Mosi Tidak Percaya

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 10 Apr 2022 10:10 WIB
In this image taken from video provided by UN Web TV, Imran Khan, Prime Minister of Pakistan, remotely addresses the 76th session of the United Nations General Assembly in a pre-recorded message, Friday Sept. 24, 2021 at UN headquarters. (UN Web TV via AP)
PM Pakistan Imran Khan yang digulingkan lewat mosi tidak percaya (Foto: UN Web TV via AP)
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, digulingkan dari kekuasaannya lewat mosi tidak percaya di parlemen. Imran Khan menjadi PM Pakistan pertama yang kehilangan jabatannya lewat mosi tidak percaya tersebut.

Lalu siapa sosok Imran Khan? Berikut profil sang mantan Perdana Menteri Pakistan tersebut.

Profil Imran Khan

Dilansir laman Britannica, Minggu (10/4/2022) Imran Khan atau Imran Ahmad Khan Niazi lahir di Lahore, Pakistan pada 5 Oktobr 1952. Khan lahir dalam keluarga Pashtun yang makmur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imran Khan menempuh pendidikan di sekolah-sekolah elit Pakistan dan Inggris, yakni Sekolah Tata Bahasa Kerajaan di Worcester dan Perguruan Tinggi Aitchison di Lahore.

Sebelum menjabat sebagai PM Pakistan, Imran Khan dikenal sebagai pemain kriket yang berprestasi. Dia memulai karirnya sebagai bintang kriket dalam tim nasional Pakistan yakni sebagai kapten tim pada 1971 dan 1972 dan menjuarai Piala Dunia Kriket pada 1992.

ADVERTISEMENT

Diketahui bakat kriket Imran Khan ternyata juga diwarisi sepupu-sepupunya. Bahkan mereka merupakan pemain kriket berprestasi, yakni Javed Burki dan Majid Khan, yang dua-duanya sempat ditempatkan sebagai kapten tim nasional Pakistan.

Sembari bermain kriket, Imran Khan juga belajar filsafat, politik, dan ekonomi di Universitas Oxford dan lulus pada tahun 1976.

Imran Khan Masuk ke Dunia Politik

Setelah pensiun sebagai pemain kriket, Khan masuk ke dalam dunia politik. Ia mendirikan partai politik Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pada 1996. Dalam pemilihan nasional 1997, partai tersebut memenangkan kurang dari 1 persen suara dan gagal memenangkan kursi di Majelis Nasional.

Pada pemilihan 2002, partai yang didirikan Imran Khan memenangkan 1 kursi, yang diisi oleh dirinya sendiri. Saat itu Khan menyatakan rendahnya suara partai lantaran terjadi kecurangan. Pada Oktober 2007, Khan bersama sejumlah politisi mengundurkan diri dari Majelis Nasional karena memprotes pencalonan Pervez Musharraf dalam pemilihan Presiden.

Pada November 2007, Khan sempat dipenjara beberapa waktu selama selama tindakan keras terhadap kritikus Musharraf, yang telah menyatakan keadaan darurat. PTI mengutuk keadaan darurat, yang berakhir pada pertengahan Desember, dan memboikot pemilihan nasional 2008 untuk memprotes pemerintahan Musharraf.

Pada pemilihan Legislatif 2013, total suara yang diraih PTI merupakan yang tertinggi, namun PTI masih memenangkan kurang dari setengah jumlah kursi yang dimenangkan oleh Liga Muslim Pakistan (PML), yang dipimpin oleh Nawaz Sharif. Khan menuduh PML melakukan kecurangan dan menyerukan penyelidikan namun tak dilakukan. Dia dan para pemimpin oposisi lainnya memimpin protes selama empat bulan pada akhir 2014 untuk menekan Sharif agar mundur.

Pada 2017, Sharif dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya usai penyelidikan terkait hubungan keluarga Sharif dengan kepemilikan lepas pantai dilakukan. Pada pemilihan 2018, PTI memenangkan kursi di Majelis Nasional dan mendorong Imran Khan ditetapkan sebagai Perdana Menteri pada 18 Agustus 2018.

Simak profil Imran Khan di halaman selanjutnya.

Imran Khan Jadi Perdana Menteri hingga Digulingkan

Imran Khan menghadapi krisis neraca pembayaran hanya beberapa minggu setelah menjabat. Khan mencari bantuan asing hingga pada akhirnya China, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berjanji memberikan investasi kepada Pakistan.

Kepemimpinan Imran Khan juga memberikan perkembangan signifikan dalam hubungan luar negeri Pakistan. Pada awal 2020, ekonomi Pakistan memburuk imbas pandemi COVID-19.

Pada akhir 2020, partai-partai oposisi utama membentuk koalisi yaitu Gerakan Rakyat Demokratik (PDM), dengan tujuan untuk meningkatkan independensi pemerintah sipil dari pembentukan militer. Protes dan demonstrasi yang diselenggarakan oleh PDM menuduh Khan menjadi boneka tentara dan memintanya untuk mundur.

Pada Maret 2021, partai-partai ini memboikot mosi percaya yang diprakarsai oleh pemerintah Khan. Saat inflasi terus berlanjut, oposisi kembali mengajukan mosi tidak percaya pada Maret 2022.

Di awal April 2022, Imran Khan kemudian diberhentikan dari jabatannya dalam pemungutan suara mosi tidak percaya di parlemen. Sebanyak 174 anggota parlemen mendukung mosi tidak percaya.

"Akibat pemungutan ini, mosi tidak percaya lolos," ujar Pejabat Ketua Parlemen Sardar Ayaz Sadiq, dilansir dari AFP, Minggu (10/4/2022).

Halaman 2 dari 2
(izt/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads