Uni Eropa menyetujui penerapan embargo terhadap batu bara Rusia di tengah invasi yang terus berlanjut ke Ukraina. Ini menjadi pertama kalinya bagi negara-negara Eropa menargetkan sektor energi Rusia.
Seperti dilansir AFP, Jumat (8/4/2022), pelabuhan-pelabuhan di negara anggota Uni Eropa juga akan ditutup selama perang berlangsung di wilayah Ukraina. Seorang pejabat dari kepresidenan Prancis di Dewan Eropa menyebut langkah-langkah tersebut mempelopori sanksi putaran kelima yang 'sangat substansial' untuk Rusia.
Paket sanksi terbaru itu mencakup larangan ekspor ke Rusia senilai 10 miliar Euro, yang mencakup barang-barang teknologi tinggi, dan pembekuan aset sejumlah bank Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain sanksi, Uni Eropa juga mendukung proposal untuk meningkatkan pendanaan bagi pasokan senjata ke Ukraina sebesar 500 juta Euro, sehingga totalnya menjadi 1,5 miliar Euro.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel menuturkan via Twitter bahwa paket sanksi terbaru itu akan 'disetujui dengan cepat'. Langkah finansial terbaru itu diajukan Komisi Eropa setelah puluhan mayat ditemukan di kota Bucha, Ukraina, pada akhir pekan lalu, yang memicu kecaman global.
Negara-negara Eropa diketahui sangat bergantung pada sektor energi Rusia. Negara-negara anggota Uni Eropa tercatat mengimpor 45 persen batu bara mereka dari Rusia, yang nilainya mencapai 4 miliar Euro dalam setahun.
Embargo batu bara Rusia ini akan mulai berlaku pada Agustus mendatang, atau 120 hari setelah paket sanksi baru dipublikasikan dalam jurnal resmi Uni Eropa.
Lihat juga video 'Biden Umumkan AS-UE Kurangi Ketergantungan Energi Rusia':
Sementara itu, daftar produk-produk Rusia yang dilarang dari zona Uni Eropa juga semakin bertambah, dengan menyertakan 'bahan mentah dan peralatan penting' tertentu senilai 5,5 miliar Euro dalam setahun untuk menghentikan pendanaan upaya perang Rusia di Ukraina.
Dalam pernyataan via Twitter, Kepresidenan Prancis dalam Dewan Eropa juga menyatakan bahwa jasa pengangkut barang dari Rusia dan Belarusia kini dilarang beroperasi di dalam zona Uni Eropa.
Kemudian menurut dokumen yang dilihat AFP, daftar hitam Uni Eropa juga diperluas dengan memasukkan lebih dari 200 nama pejabat dan pengusaha Rusia, termasuk oligarki-oligarki Rusia dan dua anak perempuan Presiden Vladimir Putin.
"(Rusia) Akan mengalami kemerosotan yang lama ke dalam isolasi ekonomi, finansial dan teknologi," cetus Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pernyataan via Twitter.