Pemerintah Rusia buka suara mengenai seruan para pemimpin negara-negara Barat untuk mengadili Presiden Rusia Vladimir Putin atas kejahatan perang. Dengan yakin, juru bicara Putin mengatakan bahwa hal itu tak mungkin terjadi.
Dalam wawancara dengan media Inggris, Sky News, jubir Putin tersebut, Dmitry Peskov menutup kemungkinan Putin akan muncul di pengadilan kejahatan perang. "Kami tidak melihat kemungkinan untuk itu, kami tidak menganggapnya realistis," cetusnya seperti diberitakan Sky News, Jumat (8/4/2022).
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (4/4) menuduh Putin melakukan kejahatan perang usai temuan mengerikan mayat-mayat warga sipil yang berserakan di jalan-jalan di kota Bucha, di pinggiran Kiev, ibu kota Ukraina. "Anda melihat apa yang terjadi di Bucha," kata Biden kepada wartawan. "Ini memastikan dia - dia adalah penjahat perang," cetusnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus menyediakan senjata yang dibutuhkan Ukraina untuk melanjutkan pertempuran. Dan kami harus mendapatkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi kenyataan, mengadakan pengadilan kejahatan perang," kata Biden.
Kepada Sky News, Peskov mengatakan bahwa "kita hidup di hari-hari kepalsuan dan kebohongan". Dia mengatakan bahwa foto-foto serta citra satelit yang menunjukkan warga sipil yang tewas di jalan-jalan di kota Ukraina adalah "jelas-jelas palsu".
"Kami menyangkal militer Rusia memiliki kesamaan dengan kekejaman ini dan mayat-mayat yang diperlihatkan di jalan-jalan Bucha," katanya kepada Sky News.
Simak Video 'Keanggotan Rusia Ditangguhkan dari Dewan HAM PBB':