Corona Bikin Hong Kong Kewalahan hingga Mayat Bertumpukan

Corona Bikin Hong Kong Kewalahan hingga Mayat Bertumpukan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Apr 2022 20:04 WIB
A man wearing face mask burns paper money at the gravesite of a relative in a cemetery during the Chinese Ching Ming, or Tomb Sweeping Day, in Hong Kong Tuesday, April 5, 2022. Thousands of Hong Kong residents pay respects to their ancestors and relatives during the annual festival. (AP Photo/Vincent Yu)
Ilustrasi (Foto: AP/Vincent Yu)
Jakarta -

Gelombang kelima virus Corona (COVID-19) melanda Hong Kong. Tingginya angka kematian membuat penyedia jasa pemakaman kewalahan.

Dilansir Reuters, Rabu (6/4/2022), Pasokan peti mati kayu mulai menipis. Selain itu, otoritas setempat bergegas menambah jumlah kamar mayat untuk menghadapi banyaknya kematian akibat Corona.

Mayat-mayat memenuhi rumah duka saat gelombang kelima Corona yang melanda Hong Kong. Tahun ini, dilaporkan lebih dari 1 juta kasus dan lebih dari 8.000 kematian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak pihak terkejut karena mayat-mayat menumpuk di ruang gawat darurat, bahkan ada di sebelah pasien. Kamar-kamar mayat memang sudah terisi penuh.

"Saya belum pernah melihat begitu banyak mayat ditumpuk bersama-sama," tutur seorang direktur jasa pemakaman setempat, Lok Chung (37).

ADVERTISEMENT

Chung telah bekerja nonstop. Sekitar 40 pemakaman digelar pada Maret lalu. Biasanya, rata-rata 15 pemakaman setiap bulannya.

"Saya tidak pernah melihat anggota keluarga begitu kesal, begitu kecewa, begitu tidak berdaya," imbuhnya kepada Reuters.

Masalah Dokumen dan Prosedur Lain

Dokumen kematian disebut terlalu lama diproses. Sehingga, menambah hambatan pekerjaannya. Pekan lalu, dia harus bergegas dari kamar mayat untuk mengurusi pengaturan pemakaman untuk pasien-pasien Corona.

Disebutkan Chung bahwa keluarga seorang wanita yang meninggal pada 1 Maret masih harus menunggu dokumen untuk mengambil jenazahnya.

Dalam penuturannya, Chung juga menyebut adanya kekurangan replika kertas tradisional untuk barang-barang menyerupai mobil hingga rumah dan barang-barang pribadi lainnya. Barang-barang itu akan dibakar sebagai persembahan saat seremoni pemakaman ala China yang diyakini akan digunakan orang mati di akhirat.

Sebagian besar keterlambatan dalam pasokan barang-barang tersebut disebabkan oleh kemacetan transportasi dari kota Shenzhen, yang memasok banyak barang, namun sekarang tengah menghadapi wabah Corona-nya sendiri. Perbatasan dengan Hong Kong juga sebagian besar ditutup akibat pandemi Corona.

Tidak hanya itu, banyak penularan Corona di kalangan pegawai rumah duka juga memberikan tantangan signifikan. "Hampir seperempat orang tidak bisa bekerja. Jadi beberapa rumah duka harus mengumpulkan staf di kalangan mereka sendiri untuk tetap bisa bekerja," tutur direktur jasa pemakaman lainnya, Hades Chan (31).

Pasokan Peti Mati dari China

Pejabat pangan dan kebersihan Hong Kong, Irene Young, menyebut China memasok lebih dari 95 persen dari 250 hingga 300 peti mati yang dibutuhkan Hong Kong setiap harinya. Young menyatakan pihaknya menerima lebih dari 3.750 peti mati untuk periode 14-26 Maret, setelah Hong Kong berkoordinasi dengan China daratan.

Enam krematorium sekarang beroperasi hampir sepanjang waktu oleh departemen pangan dan kebersihan Hong Kong, yang melakukan nyaris 300 kremasi dalam sehari, atau dua kali lipat dari biasanya.

Kamar mayat umum, sebut otoritas Hong Kong, telah diperluas untuk mengakomodasi 4.600 mayat dari tadinya hanya 1.350 mayat saja.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Corona RI 22 Maret Tambah 7.464, Ini Sebaran Kasusnya"
[Gambas:Video 20detik]
(aik/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads