Pemerintah Hungaria memanggil Duta Besar (Dubes) Ukraina terkait apa yang disebut sebagai 'penghinaan' dari Kiev soal posisi Budapest atas invasi Rusia. Pemanggilan ini dilakukan beberapa hari setelah Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban memenangkan pemilu untuk masa jabatan keempat berturut-turut.
"Sudah waktunya bagi para pemimpin Ukraina untuk mengakhiri penghinaan terhadap Hungaria dan mengakui kehendak rakyat Hungaria," sebut Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto dalam pernyataan via akun Facebook resminya, seperti dilansir AFP, Rabu (6/4/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pejabat Kiev lainnya telah berulang kali mengkritik PM Orban atas posisi netral Hungaria dan terkadang bernada anti-Ukraina, sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke wilayah Ukraina sejak 24 Februari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PM Orban yang sejak lama dipandang sebagai sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin di Uni Eropa, menuduh oposisi Hungaria memihak pada Ukraina. Dia juga menolak untuk mengirimkan bantuan persenjataan ke Ukraina atau mendukung sanksi terhadap impor energi Rusia.
Pemimpin Ukraina menyebut PM Orban telah 'kehilangan kehormatannya' karena hubungan yang dijalinnya dengan Putin.
Sementara dalam pidato kemenangannya, PM Orban menyertakan Presiden Zelensky dalam daftar musuh yang menentang dirinya dan Partai Fidesz yang berkuasa di Hungaria.
"Pemerintah menolak untuk membahayakan perdamaian dan keamanan rakyat Hungaria, itulah mengapa kami tidak memasok senjata dan tidak memvoting untuk sanksi energi," jelas Szijjarto dalam pernyataannya.
Simak Video 'Zelensky Cerita Kekejaman Rusia: Wanita Diperkosa-Dibunuh Depan Anaknya':
Ditambahkan Szijjarto bahwa Hungaria menyambut ratusan ribu pengungsi Ukraina dan mengirimkan paket bantuan kemanusiaan 'terbesar yang pernah ada' ke Ukraina.
Posisi PM Orban terkait invasi Rusia ke Ukraina juga dikritik negara-negara Uni Eropa lainnya, termasuk Republik Ceko dan Polandia.