AS Setujui Penjualan Sistem Pertahanan Udara Rp 1,3 T untuk Taiwan

AS Setujui Penjualan Sistem Pertahanan Udara Rp 1,3 T untuk Taiwan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Apr 2022 15:47 WIB
Soldiers fire during a military exercise in Hsinchu County, northern Taiwan, Tuesday, Jan. 19, 2021. Taiwanese troops using tanks, mortars and small arms staged a drill Tuesday aimed at repelling an attack from China, which has increased its threats to reclaim the island and its own displays of military might. (AP Photo/Chiang Ying-ying)
Ilustrasi -- Militer Taiwan saat menggelar latihan perang (dok. AP Photo/Chiang Ying-ying)
Washington DC -

Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat menyetujui rencana penjualan peralatan, pelatihan dan barang-barang lainnya untuk mendukung Sistem Pertahanan Udara Patriot kepada Taiwan dalam kesepakatan senilai US$ 95 juta (Rp 1,3 triliun).

Seperti dilansir Reuters, Rabu (6/4/2022), hal itu diungkapkan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS dalam pemberitahuannya kepada Kongres pada Selasa (5/4) waktu setempat.

Disebutkan lebih lanjut oleh Pentagon bahwa paket sistem pertahanan udara itu mencakup akan mencakup pelatihan, perencanaan, penerjunan ke lapangan, pengerahan, operasi, pemeliharaan dan penyokong pemeliharaan Sistem Pertahanan Udara Patriot dan peralatan terkait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penjualan yang diajukan ini memenuhi kepentingan nasional, ekonomi dan keamanan dengan mendukung upaya berkelanjutan dari penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan defensif yang kredibel," sebut Pentagon.

"Penjualan yang diajukan ini akan membantu keberlangsungan densitas rudal dari penerima dan memastikan kesiapan untuk operasi udara. Penerima akan menggunakan kemampuan ini sebagai penangkal ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan tanah airnya," imbuh Pentagon dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

AS diketahui terikat oleh hukum untuk memberikan Taiwan sarana untuk mempertahankan diri, meskipun tidak adanya hubungan diplomatik resmi dan kemarahan China yang selalu dipicu penjualan senjata semacam itu kepada Taiwan.

Otoritas Taiwan beberapa waktu terakhir mengeluhkan peningkatan tekanan militer dari China untuk berupaya dan memaksa Taiwan menerima kedaulatannya.

Kantor kepresidenan Taiwan menekankan bahwa ini menjadi penjualan senjata ketiga yang diumumkan sejak Presiden AS Joe Biden menjabat. Menurut Taiwan, hal ini menunjukkan betapa solidnya hubungan yang terjalin antara Taipei dan Washington DC.

"Taiwan akan terus menunjukkan tekadnya untuk mempertahankan diri, dan terus memperdalam kemitraan kooperatif dengan Amerika Serikat dan negara-negara sepemikiran lainnya," tegas juru bicara kantor kepresidenan Taiwan, Xavier Chang, dalam pernyataannya.

Meski disetujui Departemen Luar Negeri, pemberitahuan Pentagon ke Kongres AS tidak mengindikasikan kontrak telah ditandatangani atau negosiasi telah selesai. Pentagon juga menyebutkan bahwa Raytheon menjadi kontraktor utama dalam potensi penjualan sistem pertahanan udara itu.

Kementerian Pertahanan Taiwan memperkirakan kesepakatan itu akan 'menjadi efektif' dalam waktu sebulan. AS diketahui merupakan pemasok persenjataan internasional utama bagi Taiwan.

Belum ada tanggapan resmi dari China terkait penjualan sistem pertahanan udara untuk Taiwan ini.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads