Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengumumkan bahwa semua pembatasan hukum pandemi COVID-19 akan berakhir pada tengah malam. Ramaphosa mengatakan kini sudah waktunya melanjutkan pertumbuhan ekonomi.
Dilansir dari AFP, Selasa (5/4/2022), Ramaphosa mengatakan negaranya yang paling terpukul di benua itu. Negaranya mengalami penurunan tingkat kematian dari rata-rata harian tertinggi 420 pada Juli tahun lalu menjadi hanya 12 dalam seminggu terakhir.
Pemerintah "memutuskan untuk mengakhiri keadaan bencana nasional yang berlaku mulai tengah malam ini," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap yang terburuk ada di belakang kami, dan kami yakin bahwa hanya ada hari-hari yang lebih baik di depan.
"Sekarang adalah waktunya untuk menumbuhkan ekonomi kita dan menciptakan lapangan kerja... untuk mengembalikan negara kita ke jalur yang benar.
"Sekarang adalah waktunya untuk menyembuhkan, memulihkan dan membangun kembali," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi kepada bangsa itu.
Ekonomi Afrika Selatan yang sudah berjuang diperburuk oleh pandemi, dengan tingkat pengangguran naik mencapai rekor 35,3 persen selama tiga bulan terakhir tahun 2021.
"Meskipun pandemi belum berakhir, dan meskipun kami terus berhati-hati, kami yakin bahwa kami berada dalam posisi yang lebih baik sekarang daripada sebelumnya selama 750 hari terakhir," kata Ramaphosa.
Namun beberapa tindakan "transisi" seperti pemakaian masker di ruang dalam ruangan akan tetap berlaku selama 30 hari ke depan.
Afrika Selatan adalah yang paling terinfeksi di benua itu. Tercatat lebih dari 3,7 juta kasus virus corona atau 30 persen lebih dari 11,3 juta kasus di Afrika.
Sejauh ini 100.052 kematian terkait COVID telah dicatat, tetapi para peneliti mengatakan kematian sebenarnya bisa tiga kali lipat dari angka yang dilaporkan.
(eva/eva)