Ukraina Masuk Uni Eropa Hanya Bisa Dibahas Usai Invasi Rusia Berakhir

Ukraina Masuk Uni Eropa Hanya Bisa Dibahas Usai Invasi Rusia Berakhir

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 01 Apr 2022 14:31 WIB
A Ukrainian flag is seen on the position of Ukrainian forces in the village of Pervomayske near the eastern Ukrainian city of Donetsk on October 24, 2014. Ukraine wraps up campaigning on October 24 for a weekend vote that will dramatically reshape parliament after a year of upheavals, as the deadly conflict with pro-Russian rebels drags on into its seventh month. AFP PHOTO/ GENYA SAVILOV
Ilustrasi (dok. AFP PHOTO/ GENYA SAVILOV)
Paris -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian menyebut bahwa nasib Ukraina terkait dengan Eropa. Namun Le Drian juga menegaskan bahwa pembahasan soal bergabungnya Ukraina dengan Uni Eropa (UE) hanya bisa dilakukan setelah invasi Rusia di Ukraina berakhir.

Seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS News Agency, Jumat (1/4/2022), pernyataan terbaru soal Ukraina itu disampaikan Le Drian dalam wawancara dengan media Prancis, Le Figaro, pada Kamis (31/3) waktu setempat. Prancis merupakan salah satu anggota Uni Eropa.

"Selama pertemuan puncak di Versailles, para pemimpin dari 27 negara memperjelas bahwa nasib Ukraina terkait dengan Eropa," sebut Le Drian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah konflik berakhir, dunia tidak akan lagi menjadi sama, demikian juga Ukraina. Saat itulah kita harus membicarakannya," cetusnya, merujuk pada keanggotaan Ukraina dalam blok Uni Eropa.

Ukraina diinvasi oleh pasukan militer Rusia sejak 24 Februari lalu, dengan ribuan orang dilaporkan tewas dan lebih dari 4 juta orang mengungsi ke luar negeri.

ADVERTISEMENT

Invasi militer yang disebut sebagai serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia itu telah menjungkirbalikkan tatanan keamanan di kawasan Eropa. Negara-negara Uni Eropa dipaksa memikirkan kembali soal apa yang harus diperjuangkan, termasuk kebijakan ekonomi, pertahanan dan energinya.

Uni Eropa dengan cepat menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap Rusia dan menawarkan dukungan politik maupun kemanusiaan kepada Ukraina, bahkan sejumlah pasokan senjata. Namun sempat terjadi perbedaan pendapat soal permintaan Ukraina untuk menjadi anggota.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mendorong Uni Eropa untuk menerima Ukraina sebagai anggota dalam prosedur baru secara khusus, yang lebih cepat dibandingkan proses normal.

Bahkan pada 1 Maret lalu, kepala kantor kepresidenan Ukraina Andrey Yermak mengungkapkan jika Zelensky telah secara resmi menandatangani dokumen pengajuan keanggotaan Uni Eropa untuk Ukraina. Pengajuan itu kemudian akan dikaji oleh Uni Eropa.

Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 10 Maret lalu menyatakan dirinya tidak menganggapnya mungkin untuk mengkaji pengajuan keanggotaan di tengah konflik bersenjata yang terus berlangsung di Ukraina.

Diketahui bahwa bergabung dengan Uni Eropa merupakan proses yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun dan membutuhkan pemenuhan kriteria yang ketat, mulai dari stabilitas ekonomi untuk memberantas korupsi hingga menghormati hak asasi manusia (HAM) liberal.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads