Jaksa Turki Minta Sidang Pembunuhan Khashoggi Disetop, Ditransfer ke Saudi

Jaksa Turki Minta Sidang Pembunuhan Khashoggi Disetop, Ditransfer ke Saudi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 31 Mar 2022 17:06 WIB
FILE - Saudi journalist Jamal Khashoggi speaks during a press conference in Manama, Bahrain on Dec. 15, 2014. A suspect in the 2018 killing of Saudi journalist Jamal Khashoggi was arrested Tuesday, Dec. 7, 2021 in France, according to a French judicial official. (AP Photo/Hasan Jamali, File)
Mendiang Jamal Khashoggi (AP Photo/Hasan Jamali, File)
Istanbul -

Seorang jaksa Turki yang menangani sidang in-absentia untuk 26 tersangka kasus pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, mengajukan permohonan mengejutkan ke pengadilan Istanbul. Jaksa Turki meminta pengadilan menghentikan persidangan di Istanbul dan mentransfernya ke otoritas Saudi.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Kamis (31/3/2022), panel hakim belum menjatuhkan putusannya atas permohonan mengejutkan yang diajukan jaksa Turki dalam persidangan pada Kamis (31/3) waktu setempat di pengadilan Istanbul ini.

Dalam permohonannya, seperti dilaporkan DHA News Agency, jaksa Turki menyebut kasus ini 'berlarut-larut karena perintah pengadilan tidak bisa dilaksanakan dengan alasan para tersangka merupakan warga negara asing'. Diketahui bahwa 26 tersangka dalam kasus yang disidangkan di Turki merupakan warga Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan laporan kantor berita Anadolu Agency menyebut panel hakim memutuskan untuk mengirimkan surat ke Kementerian Kehakiman Turki guna meminta pendapat soal kemungkinan transfer dokumen kasus Khashoggi ini kepada otoritas kehakiman Saudi.

Persidangan pun ditunda dan akan digelar kembali pada 7 April mendatang.

ADVERTISEMENT

Permohonan ini diajukan saat otoritas Turki berupaya mencairkan hubungan dengan Saudi, yang memburuk setelah pembunuhan Khashoggi tahun 2018 di dalam konsulat Saudi yang ada di Istanbul. Pada Januari lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan rencananya berkunjung ke Riyadh.

Pembunuhan Khashoggi diketahui memicu kecaman internasional, dengan intelijen Barat menuduh Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengizinkan pembunuhan itu.

Pada 2 Oktober 2018, Khashoggi yang kolumnis media terkemuka Amerika Serikat (AS), The Washington Post, ini memasuki Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen yang memungkinkan dirinya menikahi tunangannya yang warga Turki. Namun Khashoggi tidak pernah keluar dari gedung Konsulat Saudi dalam keadaan hidup.

Menurut otoritas AS dan Turki, Khashoggi diyakini dibunuh oleh tim agen Saudi yang terbang ke Turki untuk menemuinya di dalam gedung konsulat. Khashoggi diduga telah dicekik hingga tewas dan jasadnya dimutilasi. Jenazah Khashoggi tidak pernah ditemukan hingga kini.

Erdogan sebelumnya sempat menyebut perintah pembunuhan Khashoggi 'datang dari level tertinggi' dalam pemerintahan Saudi. Dari 26 tersangka asal Saudi yang disidangkan secara in-absentia di Turki, dua di antaranya merupakan mantan penasihat MBS.

Namun persidangan kasus ini di Istanbul berlangsung lama karena seluruh tersangka telah meninggalkan Turki dan otoritas Saudi menolak tuntutan Turki untuk ekstradisi para tersangka.

Halaman 3 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads