Cara Santai Biden Usai Komentar Soal Putin Bikin Kritik Mengemuka

Cara Santai Biden Usai Komentar Soal Putin Bikin Kritik Mengemuka

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 30 Mar 2022 05:50 WIB
President Joe Biden speaks about Ukraine in the Roosevelt Room of the White House, Friday, Feb. 18, 2022, in Washington. (AP Photo/Alex Brandon)
Presiden AS, Joe Biden (Foto: AP Photo/Susan Walsh)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menuai kritikan tajam setelah menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin "tak bisa terus berkuasa". Namun, Biden justru menanggapi kritikan-kritikan tersebut dengan santai.

Dilansir CNN, Selasa (29/3/2022), Biden diketahui menyebut Putin sebagai 'tukang daging'. Selain itu Biden juga menyatakan Putin 'tidak bisa terus berkuasa'.

Kalimat ad-lib terkait Putin tersebut dilontarkan Biden dalam pidatonya saat menutup kunjungan ke Polandia pada akhir pekan lalu mengejutkan para penasihat kepresidenan AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gedung Putih pun mengambil langkah cepat untuk mengklarifikasinya, dengan menegaskan Biden tidak mengadvokasi 'perubahan rezim' di Rusia.

Ketika ditanya lebih lanjut oleh wartawan, pada Minggu (27/3) waktu setempat, apakah 'perubahan rezim' yang dia serukan, Biden menjawab: "Tidak."

ADVERTISEMENT

Namun kritikan terlanjur menghujani Biden, dengan seorang Senator AS menyebut komentar Biden soal Putin itu sebagai 'kesalahan yang mengerikan'.

Biden justru menanggapi kritik yang ditujukan padanya dengan santai. Biden menyatakan bahwa dia menyuarakan "kemarahan" pribadi.

Simak halaman selanjutnya

Saksikan Video 'Kontroversi Pidato soal Putin, Biden: Saya Ungkapkan Kemarahan':

[Gambas:Video 20detik]



Tidak hanya itu, Biden juga menyebut tak akan menarik kembali ucapanya. Dia menyarakan bahwa hal tersebut sebagai bentuk ungkapan kemarahanya.

"Saya tidak akan menariknya (kata-kata) ... Saya ingin memperjelas, saya saat itu ataupun sekarang tidak mengartikulasikan perubahan kebijakan. Saya mengungkapkan kemarahan yang saya rasakan -- saya tidak meminta maaf atas perasaan pribadi saya," katanya kepada para wartawan di Gedung Putih, seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (29/3/2022).

Beberapa analis independen diketahui mengkhawatirkan kata-kata Biden yang melenceng dari naskah ketika berhadapan dengan konflik yang mudah terbakar seperti itu.

Namun, Biden mengatakan dia tidak khawatir bahwa itu akan meningkatkan ketegangan dengan Putin atas invasi Rusia ke Ukraina. Biden menambahkan bahwa dia "berbicara untuk orang-orang Rusia, memberi tahu mereka apa yang kita pikirkan."

"Saya tidak peduli apa yang dia (Putin) pikirkan," tambah Biden. "Ini adalah pria yang mengikuti irama drummernya sendiri dan gagasan bahwa dia akan melakukan sesuatu yang keterlaluan karena saya menyebut dia untuk siapa dia dan apa yang dia lakukan, saya pikir itu tidak rasional," imbuh pemimpin AS itu.

Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia pun sebelumnya telah menanggapi pernyataan Biden. Kremlin menyebut komentar keras Biden soal Putin sebagai 'penghinaan pribadi'. Ditegaskan Kremlin bahwa komentar semacam itu jelas tidak bisa diterima.

"Itu penghinaan pribadi," sebut Peskov merujuk pada komentar Biden soal Putin.

"Tentu saja, itu sama sekali tidak bisa diterima. Bukan Presiden Amerika Serikat yang memutuskan siapa yang akan menjadi dan siapa Presiden Federasi Rusia," tegasnya.

Sementara seorang analis senior AS, seperti dilansir AFP, Senin (28/3), menilai pernyataan Biden justru bisa memperpanjang perang yang tengah berlangsung di Ukraina.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga memperingatkan bahwa penggunaan kata-kata semacam itu bisa memicu 'eskalasi' konflik, yang selama ini berusaha ditahan oleh AS dan sekutu-sekutu NATO dan melemahkan upaya Barat dalam membantu rakyat Ukraina yang menderita.

Senator Senior AS dari Partai Republik, Jim Risch, menilai pernyataan Biden itu bertentangan 180 derajat dengan upaya-upaya konstan pemerintahannya untuk mencegah konflik semakin meluas.

Halaman 2 dari 3
(dwia/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads