Sebulan Sudah Warga Kharkiv Ukraina Tinggal di Bawah Tanah Gegara Rusia

Sebulan Sudah Warga Kharkiv Ukraina Tinggal di Bawah Tanah Gegara Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 25 Mar 2022 15:39 WIB
A man sits in a metro station in northern Kharkiv where he lives to shelter from shelling in his neighbourhood as Russias attack on Ukraine continues, Ukraine, March 24, 2022. REUTERS/Thomas Peter
Seorang pria Ukraina duduk di dalam stasiun kereta bawah tanah di Kharkiv yang menjadi tempat perlindungan dari gempuran pasukan Rusia (REUTERS/Thomas Peter)
Kiev -

Di kota Kharkiv, Ukraina, yang digempur pasukan Rusia sejak awal invasi pada akhir Februari lalu, banyak warga yang memilih tinggal di stasiun kereta bawah tanah agar aman. Mereka yang mengungsi terpaksa tidur di atas lantai beton dingin atau berbagi dengan orang lain di dalam gerbong kereta yang lebih hangat.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (25/3/2022), salah satunya Natalia Shaposhnik dan putrinya Veronika sudah sebulan terakhir mengungsi dari rumah mereka dan tinggal di dalam gerbong kereta berwarna biru-kuning yang diparkir di stasiun kereta bawah tanah setempat.

Selama empat pekan terakhir, Shaposhnik dan ratusan orang lainnya berlindung di dalam stasiun kereta bawah tanah di Kharkiv bagian utara, kota terbesar kedua di Ukraina. Dengan bangunan di hampir setiap blok hancur atau rusak berat, jalanan Kharkiv menjadi sangat sepi dan kosong pada Kamis (24/3) watku setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di stasiun bawah tanah, keluarga-keluarga berkerumun dengan kebanyakan berasal dari pinggiran utara Kharkiv yang dilanda gempuran hampir setiap hari.

Wanita dan anak-anak tidur berdampingan di atas lantai beton dingin, atau membuat tempat tinggal darurat di dalam gerbong kereta yang lebih hangat yang dipisahkan oleh tirai-tirai menjadi ruang keluarga yang lebih kecil.

ADVERTISEMENT

Mereka hanya pergi keluar untuk membawa anjing peliharaan jalan-jalan atau menghirup udara segar -- sedikit beristirahat dari udara lembap di bawah tanah.

"Ini tidak lebih baik dari rumah, tapi layak huni," tutur Shaposhnik (36) yang sebelumnya bekerja di pet shop sebelum perang pecah.

Namun di bawah tanah, perang juga masih dirasakan. Pada Kamis (24/3), sebuah rudal Rusia menghantam sebuah stasiun kereta bawah tanah yang hanya berjarak dua titik perhentian dari stasiun tempat Shaposhnik berlindung bersama putrinya. Rudal Rusia itu dilaporkan menewaskan dan melukai sejumlah orang.

Di luar stasiun, para petugas berupaya membersihkan puing-puing usai serangan rudal.

Sebulan berlalu sejak pasukan Rusia pertama menginjakkan kaki di wilayah Ukraina dalam aksi yang disebut Rusia sebagai 'operasi militer khusus'. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut perang sebagai pertempuran eksistensial tidak hanya bagi negaranya, tapi juga bagi seluruh Eropa.

Rusia menegaskan pasukannya tidak menargetkan warga sipil, meskipun bukti di lapangan menunjukkan sebaliknya. Shaposhnik mengatakan ada beberapa warga Rusia kenalannya yang tidak percaya jika warga sipil ikut diserang militer Rusia.

"Saya menulis kepada mereka (bahwa) saya berlindung dengan anak saya di metro selama sebulan dan mereka tidak mempercayai saya. Mereka mengatakan 'ini adalah kesalahan Anda sendiri, Anda yang harus disalahkan, itu Anda, Anda, Anda," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads