Bagai Neraka di Bumi, Hancurnya Mariupol yang Terus Digempur Rusia

Bagai Neraka di Bumi, Hancurnya Mariupol yang Terus Digempur Rusia

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 23 Mar 2022 17:03 WIB
Kiev -

Situasi kota Mariupol di Ukraina yang dikepung pasukan Rusia dilaporkan semakin mengkhawatirkan. Seorang anggota parlemen setempat menyebut situasi di kota Mariupol bagai 'neraka di Bumi'.

Seperti dilansir BBC, Rabu (23/3/2022), Yaroslav Zhelezniak yang merupakan anggota parlemen dari Mariupol menyatakan kekhawatiran semakin memuncak soal situasi kemanusiaan di kota pelabuhan di tepi Laut Azov tersebut.

"Neraka di Bumi," sebut Zhelezniak soal situasinya di Mariupol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar senada disebutkan seorang pengusaha bernama Dmytro yang berhasil meninggalkan kota Mariupol pada Selasa (22/3) waktu setempat. Menurut Dmytro, warga setempat yang sangat kelaparan terpaksa membunuh anjing liar untuk dimakan.

ADVERTISEMENT

Dmytro mengatakan, teman-temannya menyebut tindakan putus asa semacam itu dilakukan dalam beberapa hari terakhir karena pasokan makanan telah habis.

"Anda mendengar kata-katanya, tapi tidak mungkin untuk benar-benar menerimanya, untuk mempercayai ini terjadi," ucap Dmytro seperti dilansir Financial Times.

"Ini adalah neraka di Bumi," sebutnya.

Mariupol merupakan target strategis utama bagi militer Rusia yang menginvasi Ukraina. Warga kota pelabuhan itu telah menghadapi gempuran Rusia selama beberapa pekan terakhir, tanpa mendapatkan pasokan listrik maupun air mengalir.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pernyataan terbaru menyebut seperempat populasi kota tersebut, atau sekitar 100.000 orang, masih terjebak dalam 'kondisi tidak manusiawi'. Pasokan makanan mulai menipis dan bantuan kemanusiaan diblokir untuk masuk ke kota yang kini dikepung pasukan Rusia itu.

Dalam pidato Selasa (22/3) tengah malam, Zelensky menggambarkan kengerian yang dialami penduduk Mariupol: "Tidak ada makanan. Tidak ada air. Tidak ada obat-obatan. Di bawah gempuran terus-menerus, di bawah pengeboman terus-menerus."

Sejumlah pejabat Ukraina menuturkan bahwa penduduk Mariupol menghabiskan sebagian besar waktu di dalam penampungan dan ruang bawah tanah, selama pasukan Rusia melanjutkan gempurannya dari darat, udara dan laut.

Gambar-gambar dari kota itu menunjukkan reruntuhan, dengan seluruh lingkungan hancur. Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, memperkirakan lebih dari 80 persen gedung permukiman telah rusak atau hancur, dengan sepertiganya tidak bisa diperbaiki.

Yang lebih mengerikan, jenazah-jenazah korban tewas ditinggalkan begitu saja di jalanan karena terlalu berbahaya untuk mengevakuasinya di tengah gempuran Rusia.

Salah satu laporan Human Rights Watch yang dirilis pada Senin (21/3) menggambarkan kota Mariupol sebagai 'pemandangan neraka yang dipenuhi mayat dan gedung-gedung hancur'.

Zelensky dalam pernyataannya menyebut bahwa para pejabat Ukraina dan sekutu-sekutu tengah melakukan yang terbaik untuk membawa masuk bantuan ke Mariupol dan mengevakuasi warga sipil keluar. Dia menambahkan bahwa orang-orang yang kabur diserang di sepanjang koridor kemanusiaan yang disepakati.

Bahkan konvoi kemanusiaan ditangkap pasukan Rusia. Disebutkan Zelensky bahwa para relawan darurat dan sopir bus konvoi kemanusiaan dijadikan tahanan.

"Kami melakukan semuanya yang kami bisa untuk membebaskan rakyat kami dan membuka blokir pergerakan bantuan kemanusiaan," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads