Sri Lanka mengalami krisis ekonomi parah. Akibatnya bahan bakar minyak (BBM) menjadi langka hingga ujian sekolah dibatalkan gegara kertas tak tersedia.
Dilansir Deutsche Welle, kelangkaan BBM menimbulkan korban jiwa. Salah satunya seorang lansia berusia 70 tahun yang tewas diduga karena keletihan mengantre bensin.
"Emosi mulai mendidih seiring semakin panjangnya antrean," kata seorang pejabat pemerintah di Colombo kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekelompok emak-emak dilaporkan menghadang bus pariwisata pada Senin (21/3) sebagai bentuk harga minyak goreng yang terus melambung. Warga lainnya memicu kemacetan usai bensin dinyatakan habis.
Karena kekacauan ini tentara terpaksa diterjunkan untuk mengamankan stasiun pengisian bahan bakar di seluruh penjuru negeri. Kehadiran aparat dinilai sangat krusial mengingat banyak warga yang mulai menginap di pombensin.
"Semalam diputuskan untuk menerjunkan tentara demi memperkuat tugas kepolisian. Langkah ini diambil untuk mencegah pecahnya aksi kerusuhan," imbuhnya.
Batal Ujian
Krisis ekonomi ini juga berdampak pada ranah pendidikan. Otoritas Sri Lanka membatalkan ujian jutaan siswa karena kehabisan kertas.
Pejabat setempat mengatakan kehabisan kertas lantaran Ibu Kota Srilanka, Kolombo kekurangan dolar untuk membiayai impor.
Baca juga: Penanganan Gempa-Tsunami Sulteng dalam Angka |
Dilansir AFP, Minggu (20/3/2022), otoritas pendidikan setempat menyampaikan ujian ditunda tanpa batas waktu. Sri Lanka sedang kekurangan kertas sejak menghadapi krisis keuangan terburuk sejak 1948.
"Kepala sekolah tidak dapat mengadakan ujian karena pencetak tidak dapat mengamankan devisa untuk mengimpor kertas dan tinta yang diperlukan," kata departemen Pendidikan Provinsi Barat.
Sumber resmi mengatakan tes bisa tertunda sampai empat hingga lima hari. Jutaan siswa di negara tersebut tertunda mengikuti tes kenaikan kelas.
Lihat video saat 'Banjir di Sri Lanka, 20 Orang Tewas':