Kebocoran Amonia di Pabrik Kimia Ukraina, Warga Diminta Mengungsi

Kebocoran Amonia di Pabrik Kimia Ukraina, Warga Diminta Mengungsi

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 21 Mar 2022 13:41 WIB
Sekitar 90 persen populasi Ukraina bisa menghadapi kemiskinan jika terjadi perang berkepanjangan. 18 tahun keberhasilan sosial ekonomi yang telah dicapai bisa sirna.
Ilustrasi -- Situasi perang di Ukraina (dok. AP Photo/Felipe Dana)
Kiev -

Warga kota Novoselytsya di Ukraina bagian utara diminta umtuk mengungsi dan mencari perlindungan setelah dilaporkan terjadi kebocoran amonia di pabrik kimia setempat. Insiden ini terjadi saat pertempuran antara tentara Ukraina dan Rusia di wilayah itu terus berlanjut.

Seperti dilansir AFP, Senin (21/3/2022), gubernur wilayah Sumy, Dmytro Zhyvytsky, menyatakan telah terjadi 'kebocoran amonia' di fasilitas Sumykhimprom, yang mempengaruhi area dalam jarak 2,5 kilometer dari pabrik kimia yang memproduksi pupuk tersebut.

Penyebab kebocoran itu belum diketahui secara jelas, demikian juga seberapa luas dampak kebocoran itu. Namun, warga setempat diminta untuk mencari perlindungan di ruang bawah tanah, atau di lantai bawah gedung-gedung setempat demi menghindari paparan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Amonia lebih ringan dari udara, oleh karena itu tempat perlindungan, ruang bawah tanah, dan lantai bawah seharusnya digunakan untuk perlindungan," tutur Zhyvytsky dalam pesan via Telegram.

Dia menambahkan bahwa petugas darurat dikerahkan ke lokasi. Namun Zhyvytsky juga menyebut bahwa angin kencang yang berhembus berarti kota Sumy -- yang sebelum invasi memiliki populasi 250.000 jiwa -- tidak berada di bawah ancaman langsung.

ADVERTISEMENT

Menurut situs fasilitas Sumykhimprom, fasilitas itu memproduksi berbagai jenis pupuk kimia.

Sumy yang berjarak 350 kilometer sebelah timur ibu kota Kiev, dilanda pertempuran sengit selama beberapa pekan terakhir.

Simak Video 'Detik-detik Rudal Rusia Meledak di Jantung Kota Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah Rusia mengintensifkan upaya propaganda dan penyebaran informasi keliru yang menuduh Ukraina bersiap menggunakan senjata kimia modifikasi dan mengembangkan program senjata pemusnah massal secara rahasia.

Pada Minggu (20/3) waktu setempat, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa para 'nasionalis' Ukraina telah memasang 'ranjau' di fasilitas penyimpangan amonia dan klorin di Sumykhimprom.

"Dengan tujuan meracuni massal penduduk wilayah Sumy, dalam kasus masuknya unit Angkatan Bersenjata Rusia ke kota tersebut," klaim Kementerian Pertahanan Rusia.

Sementara Rusia sendiri telah berulang kali menyangkal membantu Suriah menggunakan senjata kimia dalam sejumlah serangan dalam konflik berkelanjutan di Suriah. Rusia juga menyangkal pernah menggunakan senjata kimia terhadap pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, juga mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads