Terancam Pasokan Pangan Dunia Usai Jalur Ekspor Gandum Diblokir Rusia

Terancam Pasokan Pangan Dunia Usai Jalur Ekspor Gandum Diblokir Rusia

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 19 Mar 2022 21:40 WIB
Bowl filled with wheat flour on a rustic wooden table. Bowl is on left side and on right side there is a heap of whole wheat seeds.  In front of the bowl, there are three wheat ears. Shot with a DSLR Canon EOS 5D Mark II
Ilustrasi gandum (Foto: Getty Images/carlosgaw)
Jakarta -

Rusia masih membatasi ekspor gandum dari Ukraina dan Rusia ke sejumlah negara. Gandum diketahui bagian penting dari pasokan pangan dunia.

Dilansir Deutsche Welle (DW), Sabtu (19/3/2022), perusahaan agrikultur terbesar Jerman, BayWa melaporkan, Rusia masih menghalangi ekspor gandum dari Ukraina dan Rusia. Sama sekali tidak ada gandum yang diekspor dari negara itu.

"Tidak ada (gandum) diekspor dari pelabuhan Ukraina saat ini - tidak ada yang meninggalkan negara itu sama sekali," kata Jrg-Simon Immerz, kepala perdagangan bagian biji-bijian di BayWa kepada kantor berita Jerman dpa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Immerz didukung oleh Otoritas Maritim Panama, pada Rabu (16/3) mengatakan, Angkatan Laut Rusia mencegah 200-300 kapal meninggalkan Laut Hitam. Kebanyakan dari kapal itu mengangkut gandum.

Ketahanan Pangan terancam

Pembatasan ekspor gandum dan pupuk diduga berada di urutan teratas dalam daftar sanksi balasan Moskow, yang dapat memiliki konsekuensi lebih lanjut bagi pasokan pangan dunia dan inflasi harga pangan. Diketahui, Rusia memproduksi hampir 80 juta ton gandum per tahun dan mengekspor hampir 30 juta ton, sementara Ukraina mengekspor sekitar 20 hingga 25 juta ton gandum per tahun.

ADVERTISEMENT

Immerz dari BayWa lebih lanjut mengatakan, seluruh pasar kini mengikuti ekspor Ukraina lebih dari Rusia, karena ekspor Rusia saat ini dianggap lebih berisiko.

"Gandum disemai di musim gugur dan sekarang saatnya perlu diberi pupuk," kata Immerz.

"Jagung bahkan belum ditaburkan, dan jika itu tidak bisa ditaburkan, tentu saja, tidak akan ada panen," imbuhnya.

Meksi begitu, BayWa meyakini tidak ada alasan untuk takut akan kekurangannya pasokan gandum karena tidak ada kiriman dari Rusia dan Ukraina. Sebab, gandum banyak dipanen di Uni Eropa (UE) daripada yang dikonsumsi.

"Uni Eropa mengekspor sekitar 30 juta ton gandum setiap tahun, dan Jerman juga merupakan negara pengekspor pada tahun-tahun normal," kata Immerz.

Tapi itu tidak berlaku untuk semua jenis biji-bijian. "Kita mengandalkan impor untuk jagung," tambahnya.

Lihat juga video 'Penampilan 3 Kosmonaut Rusia Berseragam Mirip Bendera Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



Kebutuhan Pangan Afrika Rentan

Sementara itu, sebuah laporan baru oleh Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) telah memperingatkan tentang dampak perang terhadap situasi pangan di Afrika. Antara tahun 2018 dan 2020, impor gandum dari Rusia menyumbang hampir sepertiga dari total kebutuhan benua itu, sementara sekitar 12% berasal dari Ukraina.

Laporan UNCTAD mengatakan, hingga 25 negara Afrika, terutama negara dengan ekonomi kurang berkembang, bergantung pada impor gandum dari Rusia dan Ukraina.

Laporan itu juga memperingatkan, kurangnya kapasitas cadangan pangan di Afrika membatasi kemungkinan untuk mengimbangi pasokan yang hilang, sementara melonjaknya harga pupuk akan menjadi beban tambahan bagi petani.
Diperlukan koridor pengiriman yang aman.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads