Pemerintah Rusia menyatakan akan menarik diri dari Dewan Eropa setelah tekanan meningkat agar negara itu diusir dari badan hak asasi (HAM) pan-Eropa tersebut. Dorongan pengusiran dari Dewan Eropa memuncak setelah Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina akhir Februari lalu.
Seperti dilansir AFP, Rabu (16/3/2022), pada dasarnya memilih keluar sebelum didepak dari Dewan Eropa yang berkantor di Strasbourg, Prancis ini, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan pihaknya telah memberikan pemberitahuan soal kepergiannya kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Marija Pejcinovic Buric.
Keputusan untuk keluar ini diambil Rusia setelah menjadi anggota Dewan Eropa selama seperempat abad terakhir. Keputusan ini juga membuka pintu bagi Rusia untuk menerapkan kembali hukuman mati jika Moskow memutuskan demikian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah Rusia yang dijuluki 'Ruxit' dari Dewan Eropa ini berarti Rusia tidak akan lagi menjadi penandatangan Konvensi Eropa untuk HAM dan warga Rusia tidak bisa lagi mengajukan aplikasi kepada Pengadilan HAM Eropa (ECHR).
Dalam pernyataannya via Telegram, Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan 'peluncuran prosedur untuk keluar dari Dewan Eropa. Ditambahkan Kementerian Luar Negeri Rusia bahwa pihaknya 'tidak menyesal' untuk keluar dari Dewan Eropa. Rusia bergabung dengan Dewan Eropa tahun 1996 silam.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut keputusan untuk keluar dari Dewan Eropa itu 'tidak akan berdampak pada hak-hak dan kebebasan warga Rusia'.
"Penerapan resolusi-resolusi Pengadilan HAM Eropa yang sudah diadopsi akan berlanjut, jika itu tidak bertentangan dengan Konstitusi Rusia," tegas Kementerian Luar Negeri Rusia.
Simak Video 'Para Pemimpin Eropa Kunjungi Zelenskiy di Kiev saat Rusia Menggempur':
Diklaim oleh Kementerian Luar Negeri Rusia bahwa negara-negara Uni Eropa dan anggota aliansi NATO yang ada di dalam Dewan Eropa telah mengubah organisasi itu menjadi 'instrumen untuk kebijakan anti-Rusia'.
Keluarnya Rusia ini menjadi momen kedua dalam sejarah Dewan Eropa, setelah Yunani mengumumkan keluar sementara pada akhir tahun 1960-an silam.
Sehari setelah tentaranya memasuki wilayah Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia ditangguhkan dari seluruh hak perwakilannya dalam Dewan Eropa. Perdana Menteri (PM) Ukraina Denys Shmyhal pada Senin (14/3) menuntut agar Rusia segera dikeluarkan dari Dewan Eropa.