Sebuah masjid di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, yang menjadi tempat berlindung 80 warga sipil dilaporkan digempur oleh pasukan Rusia. Belum ada laporan korban jiwa akibat gempuran Rusia ini.
"Masjid Agung Sultan Suleiman dan istrinya Roxolana (Hurrem Sultan) di Mariupol digempur penjajah Rusia," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina, seperti dilansir AFP, Sabtu (12/3/2022).
"Lebih dari 80 warga dewasa dan anak-anak bersembunyi di sana dari gempuran, termasuk warga negara Turki," imbuh pernyataan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum ada laporan korban jiwa atau korban luka akibat gempuran terhadap masjid di Mariupol tersebut. Otoritas Ukraina tidak menyebut lebih lanjut kapan tepatnya gempuran Rusia itu terjadi.
Mariupol diketahui berada di bawah kepungan dan gempuran pasukan Rusia selama lebih dari sepekan terakhir.
Otoritas Ukraina, seperti dilansir BBC, sebelumnya menuduh pasukan Rusia secara sengaja mencegah warga sipil untuk keluar dari kota Mariupol dan menghalangi konvoi kemanusiaan untuk masuk.
Bahkan pada Jumat (11/3) waktu setempat, Ukraina menuduh gempuran militer Rusia mengganggu proses evakuasi warga sipil dari kota Mariupol.
Saksikan juga: Kulineran Asik Dilayani Robot Futuristik
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Vadym Denysenko bahkan sampai menyebut situasi di kota tersebut 'kritis'.
Laporan pejabat eksekutif Doctors Without Borders menyebut warga sipil di Mariupol berusaha mati-matian untuk melarikan diri, namun tanpa adanya pasokan air maupun pemanas, dan mulai kehabisan pasokan makanan.
"Mariupol yang dikepung sekarang menjadi bencana kemanusiaan terburuk di planet ini. Sedikitnya 1.582 warga sipil tewas dalam 12 hari," sebut Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam pernyataan via Twitter.
Saksikan juga: Kulineran Asik Dilayani Robot Futuristik