Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menepis pernyataan Rusia yang menyebut tidak ada pasien saat serangan menyasar rumah sakit ibu dan anak di kota Mariupol, Ukraina. Zelensky menuding Rusia berbohong.
"Seperti biasa, mereka berbohong dengan percaya diri," ujar Zelensky seperti dilansir dari Reuters, Jumat (11/3/2022).
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sebelumnya sudah dimintai tanggapan usai serangan itu terjadi. Peskov menyatakan pasukan Rusia tidak menembaki warga sipil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasukan Rusia tidak menembaki sipil," ucap Peskov.
Bahkan, sehari setelahnya, Peskov mengatakan akan menyelidiki insiden penyerangan tersebut. Dia akan bertanya kepada pihak militer.
"Kami pasti akan bertanya kepada militer kami, karena anda dan saya sama-sama tidak memiliki informasi yang jelas tentang apa yang terjadi di sana," tuturnya.
Juru Bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova turut angkat suara mengenai serangan ke rumah sakit anak dan ibu di Ukraina. Maria menyebut itu sebagai terorisme informasi.
"Ini adalah terorisme informasi," ucap Maria.
Sebelumnya diberitakan, Rusia masih terus melancarkan serangannya ke Ukraina. Kali ini serangan udara Rusia menyasar rumah sakit ibu dan anak di kota Mariupol, Ukraina.
Dilansir AFP, Kamis (10/3), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membagikan rekaman video yang menunjukkan kehancuran besar-besaran di rumah sakit yang baru saja direnovasi di kota pelabuhan di Ukraina selatan itu.
Zelensky mengatakan 'serangan langsung oleh pasukan Rusia' tersebut telah menyebabkan anak-anak tertimbun di bawah reruntuhan.
Dalam video yang dibagikan dari lokasi tersebut oleh petugas penyelamat menunjukkan pemandangan kehancuran total. Para korban yang terluka dievakuasi, beberapa di atas tandu, melewati mobil-mobil yang hangus dan terbakar serta sebuah kawah besar di dekat gedung.
Di dalam rumah sakit, puing-puing, pecahan kaca dan serpihan kayu berserakan di koridor, kantor administrasi dan kamar tidur rumah sakit.
Kementerian Luar Negeri Rusia sendiri tidak menyangkal terkait serangan itu. Namun Rusia menuduh "batalyon nasionalis" Ukraina menggunakan rumah sakit itu untuk mengatur posisi menembak setelah memindahkan staf dan pasien.
(drg/drg)