Tolak Larangan Migas Rusia, Jerman Didesak Warganya Ubah Sikap

Tolak Larangan Migas Rusia, Jerman Didesak Warganya Ubah Sikap

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 10 Mar 2022 14:47 WIB
The german Reichstag with a dedication to the people in the German capital Berlin
ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Achim Schneider/reisezielinfo)
Jakarta -

Pemerintah Jerman telah menolak larangan total atas impor gas dan minyak (migas) Rusia sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina. Namun, suara-suara kini meningkat agar pemerintah Jerman mengabaikan kepentingan ekonomi untuk mengambil sikap moral.

Setelah Amerika Serikat dan Inggris memberlakukan larangan migas Rusia, tekanan kini meningkat terhadap pemerintah Kanselir Jerman Olaf Scholz dan anggota G7 lainnya untuk mengikutinya.

Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (10/3/2022), sekelompok aktivis iklim, akademisi, penulis dan ilmuwan Jerman menerbitkan surat terbuka kepada pemerintah Jerman pada hari Rabu (9/3) waktu setempat. Isinya menuntut larangan total migas Rusia, dengan alasan bahwa "kita semua membiayai perang ini".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah opini surat kabar minggu ini, anggota parlemen konservatif dan pakar kebijakan luar negeri Jerman, Norbert Roettgen, juga mengatakan satu-satunya tindakan yang benar adalah "menghentikan bisnis minyak dan gas Rusia sekarang".

"Hampir satu miliar euro (US$ 1,1 miliar) dituangkan ke dalam peti perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin setiap hari, menggagalkan sanksi-sanksi kita terhadap bank sentral Rusia, dan bagi banyak warga Ukraina, akan terlambat jika kita ragu sekarang," demikian ditulisnya.

ADVERTISEMENT

Sejauh ini, pemerintah Scholz belum mengubah pendiriannya. Alasannya, bahwa sanksi tidak boleh mengambil risiko mengacaukan negara-negara yang memberlakukannya.

Dikarenakan Jerman mengimpor lebih dari setengah gas dan batu bara dan sekitar sepertiga minyaknya dari Rusia, para ahli mengatakan masa transisi akan diperlukan untuk menghindari mati lampu.

Simak video 'Soal Konflik Rusia-Ukraina, WHO: Perang Ini Harus Dihentikan':

[Gambas:Video 20detik]



"Jika kita berakhir dalam situasi di mana perawat dan guru tidak datang untuk bekerja, di mana kita tidak memiliki listrik selama beberapa hari ... Putin akan memenangkan bagian dari pertempuran ini, karena dia akan menjerumuskan negara lain ke dalam kekacauan," Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock memperingatkan pada hari Selasa lalu.

Para ahli mengatakan embargo total akan menyakitkan, tetapi bukan tidak mungkin.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan minggu ini, sembilan ekonom Jerman berpendapat bahwa minyak dan batu bara dari Rusia dapat dengan mudah digantikan oleh impor dari negara lain, meskipun ini bisa menjadi sedikit lebih sulit untuk gas.

Menurut studi tersebut, jika gas Rusia tidak dapat sepenuhnya dikompensasi oleh pemasok lain, rumah tangga dan bisnis "harus menerima penurunan pasokan 30 persen", dan total konsumsi energi Jerman akan turun sekitar delapan persen.

Bagi surat kabar Sueddeutsche Zeitung, perang di Eropa adalah "darurat" yang membenarkan alasan untuk melakukan apa pun yang diperlukan.

"Jerman dapat meminjam uang untuk ini," katanya, dengan alasan bahwa negara "kaya" seperti Jerman "dapat dan harus mampu" untuk menjauh dari energi Rusia.

Menurut jajak pendapat YouGov yang diterbitkan minggu ini, mayoritas warga Jerman akan mendukung boikot migas Rusia, dengan 54 persen responden mengatakan mereka sangat atau agak mendukung.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads