Palang Merah China akan mengirimkan bantuan kemanusiaan senilai 5 juta Yuan (Rp 11,3 miliar) kepada Ukraina. Bantuan kemanusiaan itu akan mencakup kebutuhan sehari-hari untuk warga Ukraina yang terjebak invasi militer Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (9/3/2022), informasi lebih detail soal bantuan kemanusiaan China untuk Ukraina itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers terbaru di Beijing.
"Komunitas Palang Merah China, atas permintaan, akan memberikan Palang Merah Ukraina bantuan kemanusiaan senilai 5 juta Yuan, termasuk makanan dan kebutuhan sehari-hari," tutur Zhao seperti dikutip televisi China CGTN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gelombang pertama pasokan bantuan telah meninggalkan Beijing pada Rabu (9/3)," imbuhnya.
Bantuan kemanusiaan dari China untuk Ukraina itu disebut mencakup 1.000 paket keluarga yang berisi pasokan seperti selimut, tikar antilembap, handuk, peralatan makan, ember dan senter.
Invasi militer Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari telah memicu 2 juta pengungsi yang bergerak meninggalkan negara tersebut.
Mereka yang memilih tetap tinggal di wilayah Ukraina, termasuk di kota pelabuhan Mariupol yang dikepung pasukan Rusia, dilaporkan tidak lagi mendapat pasokan listrik, pemanas, makanan dan air minum selama sepekan terakhir.
Lihat juga Video: Warga Ukraina Berbondong-bondong Mengungsi di Polandia Saat Hujan Salju
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyatakan bahwa Palang Merah China akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada Ukraina 'sesegera mungkin', tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut
China diketahui menolak untuk mengecam serangan Rusia terhadap Ukraina, juga enggan menyebutnya sebagai 'invasi'. China justru menyerukan negara-negara Barat untuk menghormati apa yang disebutnya sebagai 'kekhawatiran keamanan yang sah' dari pihak Rusia.
Namun dalam pernyataan terbaru, Presiden China Xi Jinping menyebut 'situasi terkini di Ukraina sangat mengkhawatirkan' dan menyatakan bahwa China 'berduka karena ada perang baru di benua Eropa'. Xi juga menyerukan 'sikap menahan diri maksimum' terkait Ukraina.
Laporan televisi nasional China, CCTV, menyebut bahwa Xi menginginkan agar 'kedua pihak menjaga momentum negosiasi, mengatasi kesulitan dan melanjutkan pembicaraan untuk mencapai hasil'.