Invasi militer yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina memicu perselisihan di dalam keluarga-keluarga yang ada di Rusia. Salah satunya aktor Rusia Jean-Michel Scherbak. Dia cekcok dengan ibundanya setelah dia menyatakan malu atas perang yang dimulai negaranya, Rusia, di Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (9/3/2022), Scherbak menuturkan bahwa media sosialnya diblokir oleh ibundanya, pendukung setia Putin, setelah dia mengkritik invasi Rusia ke Ukraina via media sosial.
"Dia mengirimi saya pesan di Facebook mengatakan bahwa saya seorang pengkhianat dan bahwa saya telah membuat pilihan saya," tutur Scherbak (30) yang berprofesi sebagai aktor dan kepala humas studio produksi setempat, dalam percakapan via telepon dengan Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Scherbak menolak untuk menyebutkan di negara Eropa bagian mana dirinya kini berada. Dia hanya menyatakan dirinya sudah berada di luar Rusia.
Perselisihan antara Scherbak dan ibundanya menjadi salah satu dari sekian banyak cekcok yang terjadi dalam keluarga dan antar teman sejak perang pecah di Ukraina pada 24 Februari lau.
Ukraina dan sekutu-sekutunya menyebut tindakan Rusia sebagai invasi brutal yang menewaskan ratusan warga sipil. Sementara Putin menyebut Rusia meluncurkan operasi militer khusus yang bertujuan menghancurkan kemampuan militer Ukraina dan menghapus kalangan nasionalis berbahaya di Kiev.
Otoritas Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam serangannya di Ukraina.
Lihat juga video 'Rusia Dapatkan Dokumen Rencana Serangan Militer Ukraina ke Donbass':
Media Rusia dan media internasional melaporkan situasi konflik dengan sangat berbeda. Kebanyakan warga Rusia mendapatkan kabar soal Ukraina dari media-media pro-Kremlin yang menyajikan interpretasi sangat berbeda soal apa yang terjadi.
Scherbak yang membagikan via media sosial soal situasi di Ukraina, menyatakan ini bukan pertama kalinya sang ibunda berusaha mempengaruhi opini politiknya. "Dia selalu berusaha meyakinkan saya, untuk menyadarkan saya karena dia seorang ibu, dia pintar dan saya bodoh," ujarnya.
Tak jauh berbeda dengan Scherbak, Daria (25) yang berasal dari Yekaterinburg mengaku terpaksa menghindari topik-topik sensitif soal perang dan isu lainnya saat berbicara dengan ibundanya.
"Saya memperjelas kepada diri saya bahwa dia berada dalam posisi terburuk secara emosional sekarang dan dia membutuhkan bantuan dan dukungan," ucapnya.
Sementara Alex (28) yang berprofesi sebagai game tester dan tinggal bersama istrinya di Gdansk, Polandia, menuturkan bahwa orangtuanya yang tinggal di Rusia terus memintanya menghapus postingan media sosial soal perang di Ukraina, karena bisa berbahaya bagi keselamatannya.
Pekan lalu, parlemen Rusia meloloskan undang-undang baru yang mengatur hukuman maksimum 15 tahun penjara bagi siapa saja yang secara sengaja menyebarkan berita 'palsu' soal militer Rusia.
Alex mengungkapkan bahwa orangtuanya menelepon dirinya setiap hari sejak perang terjadi, dan setiap panggilan telepon akan berujung pada pertengkaran antara dirinya dan ibundanya.