Wali Kota Irpin di Ukraina, Oleksandr Markushyn, menolak tuntutan pasukan Rusia untuk menyerahkan kota yang dipimpinnya. Penolakan itu disampaikan Markushyn saat pertempuran sengit berlangsung di kota yang terletak di pinggiran Kiev tersebut.
Seperti dilansir CNN, Selasa (8/3/2022), Markushyn dalam pernyataan via Telegram menuturkan dirinya menerima ancaman 'hidup dan mati, dan tuntutan penyerahan sepenuhnya Irpin'.
"Saya terkejut bahwa para monster ini masih belum memahami -- Irpin tidak menyerah, Irpin tidak bisa dibeli, Irpin berjuang!" tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya memiliki tawaran balasan kepada para penjajah untuk meninggalkan masyarakat Irpin dalam 24 jam dan menyelamatkan nyawa dan kesehatan ribuan tentara wajib militer Rusia, yang ibu, saudara perempuan, anak perempuan, nenek dan pasangannya menunggu mereka di rumah," imbuh Markushyn.
Rusia mengumumkan gencatan senjata untuk area Kiev dan sekitarnya pada Selasa (8/3) waktu setempat. Namun tidak diketahui secara jelas apakah pertempuran sungguh terhenti di sekitar Kiev.
Pada Senin (7/3) waktu setempat, Kementerian Pertahanan Inggris menuduh pasukan Rusia menargetkan koridor evakuasi sipil dan membunuh 'sejumlah warga sipil' yang berusaha mengungsi dari kota Irpin. Informasi itu didasarkan pada laporan intelijen terbaru Inggris.
Kementerian Pertahanan Inggris menekankan bahwa pertempuran sengit di Irpin berlangsung tanpa adanya penghangat, air, maupun listrik selama beberapa hari.
Dalam pernyataan via Telegram pada Minggu (6/3) waktu setempat, Markushyn menyebut delapan warga sipil tewas di tengah proses evakuasi.
Simak Video: Jokowi Ungkap Perang Rusia Vs Ukraina Picu Krisis Pengungsi Terbesar