Sejumlah citra satelit terbaru menunjukkan aktivitas pembangunan di lokasi uji coba nuklir Korea Utara (Korut). Ini merupakan pertama kalinya sejak tahun 2018, saat lokasi itu ditutup, terdeteksi aktivitas pembangunan di sana.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (8/3/2022), para spesialis pada Pusat James Martin untuk Studi Nonproliferasi (CNS), yang berkantor di California, Amerika Serikat (AS), dalam laporannya menyebut satelit komersial pada Jumat (4/3) menangkap tanda-tanda sangat awal untuk aktivitas di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri, Korut.
Dilaporkan bahwa aktivitas itu mencakup pembangunan sebuah gedung baru, perbaikan terhadap gedung lainnya dan apa yang diduga sebagai potongan kayu dan serbuk gergaji di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pekerjaan konstruksi dan perbaikan mengindikasikan Korea Utara telah mengambil sejumlah keputusan soal status lokasi uji coba itu," demikian laporan para spesialis CNS tersebut.
Para analis CNS juga menyatakan bahwa perubahan di Punggye-ri terjadi hanya dalam beberapa hari terakhir, dan masih sulit untuk menyimpulkan apa yang sebenarnya sedang dibangun dan apa tujuannya.
"Satu kemungkinan adalah bahwa Korea Utara berencana mengembalikan lokasi uji coba pada kondisi siap untuk melanjutkan uji coba bahan peledak nuklir," imbuh laporan tersebut.
Namun diingatkan para analis CNS bahwa lokasi uji coba itu masih membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk bisa siap menggelar uji coba ledakan nuklir terbaru.
"Berapa lama waktu yang dibutuhkan Korea Utara untuk melanjutkan uji coba ledakan di lokasi itu tergantung pada tingkat kerusakan terowongan itu sendiri, sesuatu yang tidak kita ketahui dengan pasti. Ada juga kemungkinan bahwa Korea Utara akan melanjutkan uji coba nuklir di lokasi lainnya," sebut laporan itu.
Lihat juga video 'Korut Luncurkan Rudal Balistik dari Kereta Api, Ini Wujudnya':
Korut diketahui menguji coba sejumlah rudal pada Januari lalu, termasuk persenjataan terbesarnya sejak tahun 2017, dan tampaknya bersiap meluncurkan sebuah satelit mata-mata.
Para pemantau internasional juga melaporkan bahwa fasilitas reaktor nuklir utama Korut di Yongbyon berada dalam level aktivitas tertinggi, yang berpotensi menghasilkan bahan bakar untuk senjata nuklir.
Secara terpisah, Direktorat Intelijen Nasional AS (DNI) dalam laporan tahunan Worldwide Threat Assessment menyebut bahwa peluncuran rudal Korut bisa menjadi dasar untuk kembalinya aktivitas uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) dan uji coba bom nuklir pada tahun ini.
Laporan DNI tidak menyebutkan Punggye-ri namun menyebut pemimpin Korut Kim Jong-Un berkomitmen kuat untuk memperluas persenjataan nuklir negaranya.
Punggye-ri ditutup sejak Korut menetapkan moratorium uji coba senjata nuklir tahun 2018 lalu. Saat itu, Korut menyatakan pihaknya menutup terowongan pada lokasi uji coba itu dengan ledakan, yang memblokir pintu masuk, dan memindahkan semua fasilitas pengamatan, gedung penelitian dan pos keamanan.
Namun Kim Jong-Un kemudian mengatakan tidak lagi merasa terikat pada moratorium itu setelah perundingan denuklirisasi terhenti sejak tahun 2019.