Aksi Protes Invasi Marak di Rusia, 4.300 Demonstran Ditangkap

Aksi Protes Invasi Marak di Rusia, 4.300 Demonstran Ditangkap

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 07 Mar 2022 11:54 WIB
Invasi Rusia ke Ukraina tuai kecaman dari masyarakat dunia, tak kecuali warga Rusia. Gelombang aksi menolak invasi itu membuat ribuan warga Rusia ditangkap.
Ilustrasi -- Demonstran Rusia ditangkap usai menggelar aksi menolak invasi ke Ukraina (dok. AP Photo)
Moskow -

Unjuk rasa antiperang masih digelar secara luas di berbagai wilayah Rusia untuk memprotes invasi militer yang diperintahkan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina. Dalam sehari terakhir, kepolisian Rusia menangkap lebih dari 4.300 demonstran di berbagai wilayah.

Seperti dilansir Reuters, Senin (7/3/2022), sejumlah video yang diunggah ke media sosial oleh aktivis dan blogger oposisi Rusia menunjukkan ribuan demonstran meneriakkan slogan 'Tidak pada perang!" dan 'Memalukan!' dalam aksinya.

Puluhan demonstran yang berkumpul di kota Yekaterinburg, Ural, tampak ditahan dalam video yang beredar. Bahkan salah satu demonstran terlihat dipukuli oleh polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara. Sebuah mural bergambar Putin di kota itu terlihat dirusak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen rekaman video dan foto yang beredar di media sosial.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Rusia menyebut kepolisian menahan sekitar 3.5000 demonstran, termasuk 1.700 demonstran di Moskow, 750 demonstran di St Petersburg dan 1.061 demonstran lainnya di beberapa kota yang berbeda.

ADVERTISEMENT

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan bahwa sekitar 5.200 demonstran ikut dalam unjuk rasa di berbagai wilayah sepanjang Minggu (6/3) waktu setempat.

Kelompok pemantau unjuk rasa OVD-Info dalam pernyataan terpisah menyebut pihaknya telah mencatat penahanan setidaknya 4.366 demonstran di sedikitnya 56 kota yang berbeda di Rusia sepanjang Minggu (6/3) waktu setempat.

Simak Video 'Warga Rusia di Serbia Bakar Paspor Sebagai Aksi Menentang Perang':

[Gambas:Video 20detik]



"Tekanan terus ditingkatkan -- pada dasarnya kita menyaksikan penyensoran militer," sebut juru bicara OVD-Indo, Maria Kuznetsova, via telepon dari Tbilisi, Georgia.

"Kita melihat aksi-aksi protes cukup besar hari ini, bahkan di kota-kota Siberia di mana kita jarang menyaksikan jumlah penangkapan sebanyak itu," imbuhnya.

Terakhir kali unjuk rasa besar-besaran yang berujung penangkapan ribuan orang terjadi di Rusia pada Januari 2021. Saat itu ribuan orang berdemo menuntut pembebasan tokoh oposisi Alexei Navalny setelah dia ditangkap sepulangnya dari Jerman, usai menjalani pemulihan akibat diracun gas saraf.

Beberapa media pemerintah Rusia melaporkan secara singkat unjuk rasa pada Minggu (6/3) waktu setempat, namun tidak mengulasnya secara lengkap.

Kantor berita Rusia, RIA News Agency, melaporkan bahwa Alun-alun Manezhnaya di Moskow -- bersebelahan dengan Kremlin -- telah 'dibebaskan' oleh polisi, yang disebut menangkap sejumlah partisipan unjuk rasa tanpa izin memprotes operasi militer di Ukraina.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads