"Tekanan terus ditingkatkan -- pada dasarnya kita menyaksikan penyensoran militer," sebut juru bicara OVD-Indo, Maria Kuznetsova, via telepon dari Tbilisi, Georgia.
"Kita melihat aksi-aksi protes cukup besar hari ini, bahkan di kota-kota Siberia di mana kita jarang menyaksikan jumlah penangkapan sebanyak itu," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir kali unjuk rasa besar-besaran yang berujung penangkapan ribuan orang terjadi di Rusia pada Januari 2021. Saat itu ribuan orang berdemo menuntut pembebasan tokoh oposisi Alexei Navalny setelah dia ditangkap sepulangnya dari Jerman, usai menjalani pemulihan akibat diracun gas saraf.
Beberapa media pemerintah Rusia melaporkan secara singkat unjuk rasa pada Minggu (6/3) waktu setempat, namun tidak mengulasnya secara lengkap.
Kantor berita Rusia, RIA News Agency, melaporkan bahwa Alun-alun Manezhnaya di Moskow -- bersebelahan dengan Kremlin -- telah 'dibebaskan' oleh polisi, yang disebut menangkap sejumlah partisipan unjuk rasa tanpa izin memprotes operasi militer di Ukraina.
Baca juga: Israel Akan Coba Mediasi Ukraina dan Rusia |
(nvc/ita)