Tak Henti Konvoi Militer Rusia di Tengah Perundingan dengan Ukraina

Tak Henti Konvoi Militer Rusia di Tengah Perundingan dengan Ukraina

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 02 Mar 2022 06:30 WIB
A satellite image shows northern end of convoy logistics and resupply vehicles, southeast of Ivankiv, Ukraine, February 28, 2022. Satellite image Β©2022 Maxar Technologies/Handout via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT. DO NOT OBSCURE LOGO
Foto: Maxar Technologies/Handout via REUTERS
Kiev -

Pasukan Rusia terus masuk ke wilayah Ukraina. Konvoi pasukan Rusia tak berhenti meski perundingan dengan Ukraina sedang digelar.

Delegasi Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan di perbatasan Belarusia. Kedua negara yang tengah berperang itu berunding untuk membahas soal gencatan senjata.

Pertemuan perdana itu dilakukan Senin (28/2/2022) waktu setempat. Namun sayangnya, perundingan keduanya buntu. Kedua pihak memutuskan kembali ke ibu kota mereka untuk berkonsultasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tengah berunding, Rusia tetap melanjutkan konvoi militer menuju ibu kota Ukraina, Kiev. Foto-foto satelit menunjukkan konvoi militer sepanjang 40 mil atau 64 Km.

Sejumlah citra satelit terbaru dari Maxar Technologies menunjukkan konvoi militer Rusia yang lebih panjang dari perkiraan bergerak menuju pusat kota Kiev. Disebutkan iring-iringan kendaraan militer Rusia ini mencapai puluhan kilometer panjangnya.

ADVERTISEMENT

Seperti dilansir dari CNN, Selasa (1/3/2022), Maxar dalam pernyataannya pada Senin (28/2) malam melaporkan bahwa konvoi militer Rusia itu mencapai lebih dari 64 kilometer.

Disebutkan Maxar kepada CNN bahwa konvoi kendaraan militer Rusia itu terdiri atas kendaraan-kendaraan lapis baja, tank, artileri dan kendaraan logistik lainnya.

Pihak Maxar terus memperbarui informasinya dengan menganalisis citra satelit tambahan yang dikumpulkan secara berkala. Maxar menyatakan data dan pencitraan satelit diambil pada Senin (28/2) menunjukkan konvoi Rusia itu membentang dari pangkalan udara Antonov yang berjarak 27 Km dari pusat kota Kiev hingga sebelah utara Pribyrsk.

Sebagai informasi, Pribyrsk terletak lebih dekat dengan perbatasan Ukraina-Belarusia dan pembangkit nuklir Chernobyl dibandingkan dengan ibu kota Ukraina, Kiev.

Maxar juga menyebut kepulan asap membubung dari sejumlah rumah dan gedung di sebelah utara dan barat laut Ivankiv, dekat dengan ruas jalanan di mana konvoi itu terpantau satelit. Pada saat ini, tidak diketahui jelas apa penyebab kepulan asap itu.

Menurut Maxar, sejumlah ruas jalanan dipadati kendaraan militer hingga memicu kemacetan lalu lintas.

Sebelumnya pada Minggu (27/2) waktu setempat, Maxar memantau konvoi masih mencapai panjang 3,5 mil atau setara 5,6 kilometer saat terdeteksi masih berada di dekat Ivankiv.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Asap Membubung! Saat Rudal Rusia Hantam Menara TV di Kiev':

[Gambas:Video 20detik]



Dialog Putaran Kedua

Dilansir dari DW, dialog putaran pertama yang diadakan di perbatasan Belarus berakhir tanpa ada kesepakatan yang tercapai. Dalam dialog tersebut Kiev mengecam invasi yang dilakukan Rusia. Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan dialog yang memakan waktu lima jam tersebut sangat alot dan pihak Rusia disebut menyimpang dari pembicaraan.

Lebih lanjut, delegasi Ukraina meminta dilakukannya gencatan senjata dan menuntut agar Rusia mengakhiri serangan dan mundur. Sementara itu, delegasi Rusia mengatakan: "Kami telah mengidentifikasi titik-titik tertentu dari mana kami dapat memprediksi situasi pada umumnya."

Dilansir Associated Press, ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin, Vladimir Medinsky yang turut serta dalam pembicaraan mengatakan dialog damai putaran kedua akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang.

"Pertemuan berikutnya akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang di perbatasan Polandia-Belarus, ada kesepakatan untuk itu," kata Medinsky.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga mendesak negara-negara Barat untuk mempertimbangkan zona larangan terbang bagi pesawat Rusia di atas Ukraina setelah Moskow membombardir kota Kharkiv.

Para pejabat Ukraina mengatakan serangan Rusia ke kota berpenduduk 1,4 juta orang tersebut telah menewaskan 11 warga sipil, termasuk anak-anak. Kharkiv telah menjadi medan pertempuran utama.

"Negosiasi yang adil dapat terjadi ketika satu pihak tidak menyerang pihak lain dengan artileri roket pada saat negosiasi," kata Zelensky.

Meski begitu, Zelensky tidak merinci bagaimana dan oleh siapa zona larangan terbang akan diberlakukan.

Menanggapi serangan tersebut, Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

"Zona larangan terbang akan membutuhkan implementasi," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads