Memprotes Invasi ke Ukraina, 2.114 Demonstran Rusia Ditahan dalam Sehari

Memprotes Invasi ke Ukraina, 2.114 Demonstran Rusia Ditahan dalam Sehari

Yulida Medistiara - detikNews
Senin, 28 Feb 2022 17:31 WIB
Police detain a demonstrator during an action against Russias attack on Ukraine in St. Petersburg, Russia, Sunday, Feb. 27, 2022. Protests against the Russian invasion of Ukraine resumed on Sunday, with people taking to the streets of Moscow and St. Petersburg and other Russian towns for the third straight day despite mass arrests. (AP Photo/Dmitri Lovetsky)
Ribuan warga rusia yang memprotes invasi negaranya terhadap Ukraina ditahan (Foto: AP Photo/Dmitri Lovetsky)
Jakarta -

Lebih dari 2.000 demonstran yang memprotes perang ditahan di berbagai wilayah Rusia sepanjang Minggu (27/2). Ribuan warga Rusia mengabaikan larangan demo dan turun ke jalanan untuk memprotes invasi negaranya terhadap Ukraina.

Seperti dilansir AFP, Senin (28/2/2022), kelompok pemantau OVD-Info mengungkapkan bahwa pemerintah Rusia menahan 2.114 orang dalam berbagai unjuk rasa antiperang yang digelar Minggu (27/2) waktu setempat.

Dengan tambahan itu, maka total sudah ada 5.250 orang yang ditahan otoritas Rusia sejak invasi militer ke Ukraina dimulai pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, laporan AFP menyebut sekitar 200 demonstran ditahan di kota Saint Petersburg, juga pada Minggu (27/2).

Pada hari yang sama, sekitar 400 orang berkumpul di kota tersebut untuk memprotes langkah Kremlin menyerang Ukraina. Dalam aksinya, banyak demonstran yang membawa poster bertuliskan 'Tidak untuk perang', 'Russia pulanglah', 'Damai untuk Ukraina'.

ADVERTISEMENT

"Sangat disayangkan hanya ada ratusan orang, mungkin ribuan orang, dan bukan jutaan orang," kata Vladimir Vilokhonov yang ikut serta dalam unjuk rasa itu kepada AFP.

Demonstran lainnya, Alyona Stepanova (25), bahkan sengaja membawa bekal saat mengikuti unjuk rasa ini, untuk berjaga-jaga jika dirinya ditangkap. "Kami percaya itu adalah tugas kami untuk datang ke sini," tuturnya.

Sementara itu, polisi anti-huru hara berusaha meredam teriakan antiperang dari para demonstran dengan memainkan keras-keras musik patriotik.

"Saya menentang perang. Saya lahir di tahun 1941 dan saya tahu apa itu artinya," ucap Valeria Andreyeva, yang lahir saat Nazi Jerman menyerang Uni Soviet.

Aksi warga Rusia memprotes langkah pemerintahannya sendiri terus berlanjut sejak pekan lalu. Di ibu kota Moskow, AFP melihat sekitar 50 orang ditahan dalam aksi di Pushkin Square. Beberapa diantaranya diduga merupakan orang yang sedang lewat di jalan.

OVD-Info melaporkan bahwa unjuk rasa antiperang digelar di sekitar 45 kota di Rusia sepanjang Minggu (27/2) waktu setempat.

Simak video 'Ukraina Bakal Bebaskan Tahanan untuk Bantu Perang Lawan Rusia':

[Gambas:Video 20detik]



(yld/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads