Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) menyerukan agar rapat darurat khusus yang langka digelar oleh Majelis Umum PBB guna membahas invasi Rusia ke Ukraina. Seruan ini disampaikan saat negara-negara Barat meningkatkan langkah diplomatik untuk mengisolasi Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Senin (28/2/2022), resolusi soal rapat darurat khusus ini didukung 11 negara anggota Dewan Keamanan PBB, dengan Rusia menolak dan China, India, Uni Emirat Arab memilih abstain. Voting oleh 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB itu bersifat prosedural sehingga Rusia hanya bisa menolak tapi tidak bisa menggunakan hak vetonya.
"Anggota dewan ini telah membeberkan impotensi diplomatik Rusia. Rusia kembali diisolasi," cetus Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rusia tidak bisa menghentikan dunia untuk bersatu mengutuk invasinya ke Ukraina," tegasnya.
Langkah ini menjadi yang terbaru dalam gejolak diplomatik di markas PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Pada Jumat (25/2) lalu, Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang isinya menyesalkan invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukan penghentian penggunaan kekuatan militer oleh Rusia.
Sementara itu, Majelis Umum PBB akan menggelar voting untuk resolusi serupa yang mengecam invasi Rusia pada Rabu (2/3) mendatang. Tidak ada negara yang memiliki hak veto dalam forum Majelis PBB.
"Rusia tidak bisa memveto suara kita. Rusia tidak bisa memveto rakyat Ukraina. Dan Rusia tidak bisa memveto Piagam PBB. Rusia tidak bisa, dan tidak akan, memveto tanggung jawab," ucap Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.
Meskipun resolusi Majelis Umum PBB bersifat tidak mengikat, namun masih memiliki bobot politik. AS dan sekutu-sekutunya melihat langkah di PBB sebagai kesempatan untuk menunjukkan Rusia terisolasi karena invasinya ke Ukraina.
Simak juga video 'Ukraina Menolak Bertemu dengan Rusia di Belarusia untuk Perdamaian':