Pilu, Ratusan Pengungsi Ukraina Tidur di Stasiun Kereta Polandia

Pilu, Ratusan Pengungsi Ukraina Tidur di Stasiun Kereta Polandia

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Jumat, 25 Feb 2022 13:52 WIB
People rest in the Kyiv subway, using it as a bomb shelter in Kyiv, Ukraine, Thursday, Feb. 24, 2022. Russia has launched a full-scale invasion of Ukraine, unleashing airstrikes on cities and military bases and sending troops and tanks from multiple directions in a move that could rewrite the worlds geopolitical landscape. (AP Photo/Emilio Morenatti)
Ilustrasi (Foto: AP/Emilio Morenatti)
Przemysl -

Stasiun kereta api di Polandia berubah jadi lokasi pengungsian warga Ukraina. Mereka mengungsi dari Ukraina ke negara tetangga Polandia, buntut invasi Rusia yang kian memanas.

Dilansir AFP, Jumat (25/2/2022) Ukraina berubah bak medan perang pasca Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer besar-besaran ke negara tersebut. Ada sekitar 200 orang yang melarikan diri dan harus tidur di stasiun kereta di Kota Przemysl, tenggara Polandia - beberapa kilometer dari perbatasan Ukraina.

Mereka terdiri dari orang dewasa, puluhan anak-anak hingga para wanita. Kamis (24/2) malam mereka harus tidur di stasiun kereta demi menyelamatkan nyawa dari serangan Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya datang dari Kiev. Saya mendengar ledakan di sebelah gedung saya... dan saya segera berkemas, saya membawa hampir semuanya," kata Olha (36), seorang pengajar Institut Politeknik Kiev.

Kebanyakan dari para pengungsi di Stasiun Kereta Polandia itu terdiri dari para wanita. Mereka memenuhi hampir setiap kursi di stasiun atau bahkan meringkuk dengan alas seadanya di samping koper-koper mereka sambil cemas menyaksikan apa yang terjadi di tanah air mereka.

ADVERTISEMENT

"Saya merasa aman di sini, tetapi saya tidak dapat benar-benar membantu kerabat dan teman-teman saya. Banyak dari mereka dalam bahaya dan tidak dapat pergi dengan cepat," lanjut Olha, yang berencana pergi untuk bergabung dengan kekasihnya di Swiss.

"Ada banyak perjuangan di depan kita," katanya kepada AFP, seraya menambahkan, "Ukraina bukan Rusia."

Diketahui para pejabat di Polandia, termasuk petugas kepolisian dan personel militer memberikan bantuan makanan kepada para pengungsi. Mereka menyajikan sup gratis bagi para pengungsi Ukraina. Mereka yang berlindung di stasiun juga diberi donat "paczki" -- ketika Polandia merayakan tradisi Fat Thursday atau Kamis Gemuk.

Pejabat lainnya mendata para pengungsi dan membantu mereka memesan tiket untuk menuju lokasi pelarian mereka dari invasi Rusia.

Simak video 'Viral Video Ayah di Ukraina Nangis Saat Antar Putrinya Evakuasi':

[Gambas:Video 20detik]



Simak di halaman selanjutnya

Kata Para Pengungsi Soal Invasi Rusia ke Ukraina

Salah seorang pengungsi bernama Konstantin menceritakan kondisi Ukraina usai invasi Rusia. Dia mengatakan terjadi ledakan dan "hal-hal yang sangat menakutkan" lainnya sehingga mendorongnya untuk meninggalkan tanah airnya.

"Saya hanya melihat sejumlah video dan pesan dari teman-teman dan itu membuat saya pergi. Saya akan pergi ke seorang teman di Jerman," katanya kepada AFP.

"Saya tidak tahu kapan saya akan kembali ke Ukraina karena saya pikir ini adalah masalah besar bagi Ukraina dan itu bisa memakan waktu berbulan-bulan, mungkin bertahun-tahun," tambah pria berusia 25 tahun itu.

Pemilik bisnis Ukraina, Iryna, menyebut invasi Rusia ke negaranya sebagai "tindakan melawan kemanusiaan."

"Hidup saya berubah hanya dalam setengah hari 100 persen. Tapi lebih baik karena kami mengetahui kemana harus pergi. Beberapa orang tidak punya tempat untuk pergi," kata pria berusia 42 tahun tersebut.

Ditanya berapa lama perkiraan perang akan berlangsung, Iryna mengatakan sulit untuk memprediksinya. "Saya tentu saja ingin para pemimpin global membuat kesepakatan dan agar ini segera berakhir."

"Namun, saya pikir Ukraina tidak dapat menyetujui perdamaian dengan persyaratan Rusia. Jelas tidak,"

Dia menambahkan: "Ukraina adalah negara merdeka yang tidak dapat menundukkan dirinya ke Rusia".

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads