Militer Arab Saudi menembak jatuh dan menghancurkan sebuah pesawat tak berawak (drone) yang diluncurkan ke sebuah bandara di negara tersebut. Akibatnya, setidaknya enam belas orang termasuk warga asing terluka dalam insiden itu.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (22/2/2022), koalisi militer pimpinan Saudi menyatakan, drone tersebut ditembakkan oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Ini adalah serangan kedua terhadap bandara Saudi dalam waktu kurang dari dua minggu yang dipersalahkan atau diklaim oleh pemberontak Huthi yang didukung Iran.
Pemberontak Houthi secara teratur melancarkan serangan terhadap Arab Saudi, yang selama tujuh tahun memimpin koalisi militer untuk mendukung pemerintah Yaman dalam menghadapi Houthi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan ke arah Bandara Raja Abdullah di Jazan hancur, dengan puing-puing jatuh di dalam bandara," kata koalisi tersebut, seperti dilansir Saudi Press Agency.
"Enam belas warga sipil dari berbagai negara terluka," imbuhnya, menuduh Houthi "kembali meluncurkan serangan lintas perbatasan dari bandara Sanaa".
Bandara tersebut, dan ibu kota Yaman, Sanaa, dikuasai oleh Houthi. Kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada 10 Februari lalu, juga di wilayah barat daya Arab Saudi dekat Yaman.
Simak Video 'Penampakan Puing-puing Bangunan di Yaman Usai Arab Saudi Gempur Houthi':
Para pejabat di kerajaan itu mengatakan 12 orang terluka pada saat itu akibat puing-puing yang berjatuhan ketika militer Saudi meledakkan pesawat tak berawak Houthi yang menargetkan Bandara Internasional Abha.
Sebagai balasan, koalisi Saudi pada 14 Februari mengatakan telah menghancurkan sistem komunikasi yang digunakan untuk serangan pesawat tak berawak yang terletak di dekat Kementerian Telekomunikasi di Sanaa.
Sebelumnya pada bulan Desember 2021, koalisi Saudi mengatakan Houthi telah menembakkan lebih dari 850 drone dan 400 rudal balistik ke Arab Saudi dalam waktu tujuh tahun, menewaskan total 59 warga sipil.