Komando Pasukan Gabungan Ukraina menuduh separatis pro-Rusia di Ukraina bagian timur meluncurkan serangan ke wilayah mereka sendiri dalam upaya 'secara keliru menuduh' pasukan militer Ukraina. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk memicu eskalasi lebih lanjut di wilayah rawan konflik tersebut.
Seperti dilansir CNN, Senin (21/2/2022), Komando Pasukan Gabungan Ukraina menyebut rentetan serangan dimulai pada Minggu (20/2) malam sekitar pukul 21.00 waktu setempat, dan melibatkan penembakan dari Lobacheve menuju kota Luhansk, Ukraina bagian timur.
Kedua daerah itu berada di dalam wilayah Republik Rakyat Luhansk (LPR) yang memproklamasikan diri dan memisahkan diri dari Ukraina. Gempuran di dua wilayah Ukraina bagian timur yang memisahkan diri ini dilaporkan meningkat di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Separatis pro-Rusia) Melancarkan 'tembakan senjata berat' terhadap wilayah mereka sendiri dalam upaya 'secara keliru menuduh' Angkatan Bersenjata Ukraina dan eskalasi situasi lebih lanjut," sebut Komando Pasukan Gabungan Ukraina dalam pernyataannya.
"Dengan para pembela Ukraina menahan diri dari tindakan agresif apapun yang bisa memicu respons kekerasan, pasukan pendudukan terus menghancurkan infrastruktur sipil di wilayah yang diduduki sementara dan secara sporadis menggempur permukiman sipil," tuduh Komando Pasukan Gabungan Ukraina merujuk pada separatis pro-Rusia di Ukraina bagian timur.
"Dengan melakukan demikian, pasukan pendudukan sekali lagi menunjukkan kepengecutan dan pengabaian sepenuhnya atas nyawa dan kesehatan populasi sipil setempat," imbuh pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, pihak LPR menuduh pasukan Ukraina telah 'menembakkan artileri ke wilayah LPR di sepanjang garis kontak'.
"Mungkin mereka bersiap untuk menyerang," imbuh LPR dalam pernyataannya merujuk pada pasukan pemerintah Ukraina.
"Sepanjang garis kontak, musuh melakukan persiapan untuk serangan yang dimaksud," sebut seorang pejabat LPR, Ivan Filiponenko, dalam pernyataannya.
Kelompok separatis pro-Rusia menuduh pasukan Ukraina bersiap melancarkan serangan terhadap dua wilayah -- LPR dan Republik Rakyat Donetsk (DPR) -- yang memisahkan diri dari Ukraina. Tuduhan itu telah dibantah secara tegas oleh otoritas Ukraina.
Pada Sabtu (19/2) lalu, Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) menyatakan pihaknya menyesalkan 'penyebaran informasi keliru soal aksi militer dalam waktu dekat oleh pasukan pemerintah Ukraina'.