Lagi-lagi citra satelit terbaru menunjukkan sejumlah pengerahan baru tentara dan peralatan lapis baja dari garnisun-garnisun Rusia ke dekat perbatasan Ukraina. Pengerahan ini disebut mengindikasikan kesiapan militer Rusia yang meningkat.
Seperti dilansir Reuters, Senin (21/2/2022), aktivitas terbaru itu terpantau saat Rusia memperpanjang latihan militer di Belarusia yang seharusnya diakhiri pada Minggu (20/1) waktu setempat. Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran di antara negara-negara Barat soal invasi Rusia ke Ukraina yang semakin dekat.
Perusahaan teknologi yang berkantor di Amerika Serikat (AS), Maxar Technologies, telah melacak pengerahan pasukan Rusia ke dekat perbatasan Ukraina selama berminggu-minggu. Namun citra-citra satelit terbaru yang dirilis Maxar itu belum bisa diverifikasi secara independen oleh Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aktivitas baru ini menunjukkan perubahan dalam pola pengerahan kelompok-kelompok tempur (tank, kendaraan angkut lapis baja, artileri dan peralatan pendukung) yang diamati sebelumnya," sebut Maxar dalam rilisnya pada Minggu (20/2) waktu setempat.
Sejumlah besar pengerahan kelompok tempur itu, sebut Maxar, telah diamati via satelit terjadi di sekitar garnisun militer di Soloti, Rusia, pada 13 Februari lalu.
Citra-citra satelit yang dirilis Maxar pada Minggu (20/2) waktu setempat menunjukkan sebagian besar unit tempur dan peralatan pendukung di Soloti telah diberangkatkan. Disebutkan Maxar bahwa jejak kendaraan yang luas dan beberapa konvoi peralatan lapis baja juga terpantau di seluruh area tersebut.
Ditambahkan Maxar bahwa sejumlah peralatan juga dikerahkan ke sebelah timur Valuyki, Rusia, tepatnya di sebuah lapangan yang berjarak kira-kira 15 kilometer sebelah utara perbatasan Ukraina. Beberapa pengerahan baru ke lapangan juga terpantau oleh Maxar, terjadi di barat laut Belgorod, Rusia.
Berdasarkan jejak di atas salju, aktivitas-aktivitas tersebut tampaknya terjadi baru-baru ini. "Bagi saya, itu mengindikasikan peningkatan kesiapan," sebut direktur senior Maxar News Bureau, Stephen Wood, kepada Reuters.
Simak video 'AS Terus Berupaya untuk 'Jegal' Rusia soal Invasi ke Ukraina':