Pedas! Mahathir Kritik Habis-habisan Najib yang Ingin Kembali Berkuasa

Pedas! Mahathir Kritik Habis-habisan Najib yang Ingin Kembali Berkuasa

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 21 Feb 2022 11:36 WIB
Former Malaysian Prime Minister Najib Razak, center, wearing a face mask arrives at Court of Appeal in Putrajaya, Malaysia, Monday, April 5, 2021. The court Monday began hearing an appeal by Najib to overturn his conviction and 12-year jail sentence linked to the massive looting of the 1MDB state investment fund that brought down his government in 2018. (AP Photo/Vincent Thian)
Najib Razak (dok. AP Photo/Vincent Thian)
Kuala Lumpur -

Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dr Mahathir Mohamad, mengkritik habis-habisan mantan PM lainnya, Najib Razak, yang disebut ingin kembali berkuasa. Mahathir menyebut Najib telah mempermalukan Malaysia dan mengkritiknya karena tidak merasa menyesal sedikitpun atas kejahatan yang dilakukan.

Seperti dilansir Malay Mail, Senin (21/2/2022), dalam surat terbuka kedua yang ditujukan untuk pemilih Johor menjelang pemilu daerah, Mahathir menyatakan akan terus mengkritik Najib atau siapa saja yang berupaya merusak citra baik Malaysia dan menipu publik.

Disebutkan Mahathir bahwa Najib yang terjerat rentetan kasus korupsi itu berusaha kembali berkuasa di Malaysia agar bisa membantu dirinya lolos dari jerat hukuman atas perannya dalam skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejujurnya, saya malu terus menyebut Najib. Dia telah telah memperlakukan Malaysia, warga Melayu dan Islam. Sangat disayangkan, dia tidak sedikitpun menyesal, malah berpura-pura ditindas, termasuk oleh saya," tulis Mahathir dalam surat terbukanya pada Minggu (20/2) waktu setempat.

"Dia berharap orang-orang Malaysia berpikir dia tidak bersalah dan bahwa dia hanya menjadi korban persekusi oleh musuh-musuh politiknya. Mereka yang jatuh ke dalam jebakannya, memanggilnya 'bos' dan mencium tangannya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Mahathir yang kini menjabat Ketua Partai Pejuang Tanah Air ini menyatakan bahwa sebelum skandal 1MDB, dirinya sempat mendukung Najib dan mendorong agar PM ke-5 Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, menunjuk Najib sebagai Wakil PM pada masa kepemimpinannya.

"Sayangnya, Najib tidak seperti ayahnya. Tun Razak merupakan seorang nasionalis dan pejuang yang bermartabat bagi negara ini. Najib di sisi lain mencuri kekayaan negara dengan bantuan Jho Low," sebutnya. Ayah Najib yang bernama Abdul Razak merupakan PM ke-2 Malaysia yang menjabat tahun 1970-1976.

"Dokumen-dokumen di luar negeri menyebutnya 'idiot penjarah'. Pengadilan Banding menyebutnya aib nasional. Dan bahkan dia masih tidak merasa malu dan berupaya mendapatkan kekuasaannya kembali," imbuh Mahathir dalam suratnya.

Bahkan, lanjut Mahathir dalam suratnya, keluarga Najib sendiri merasa malu. Dia merujuk pada saudara laki-laki Najib, Nazir Razak, yang mengungkapkan detail tajam soal keterlibatan Najib dalam skandal 1MDB dalam bukunya yang berjudul 'What's in the Name'.

"Tan Sri Nazir menulis banyak soal keterlibatan kriminal saudaranya sendiri dalam skandal 1MDB. Dia mengungkapkan semua ini karena rasa malu dan rasa bersalah yang harus ditanggung keluarganya," ujarnya.

Pekan lalu, Mahathir menulis surat terbuka pertama untuk pemilih Johor, yang isinya menuduh UMNO memaksakan pemilu prematur untuk Johor demi meraup kekuasaan politik yang dibutuhkan untuk menyelamatkan pemimpinnya, Najib. Mahathir menyebut Najib sebagai 'kleptokrat'.

Surat terbuka itu dirilis sehari setelah Najib menghubungi Putra Mahkota Johor, Pangeran Tunku Ismail Ibrahim dan istrinya, Che Puan Khaleeda Bustamam, sebagai bagian dari kunjungannya ke sana menjelang pemilu daerah.

Najib yang kini menjadi anggota parlemen untuk wilayah Pekan, menyatakan dirinya membahas pembangunan negara bagian dan potensi lebih lanjut jika Johor dipimpin koalisi Barisan Nasional yang dipimpinnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads