Pemberontak Pro-Rusia Sebut 2 Warga Sipil Tewas Akibat Gempuran Ukraina

Pemberontak Pro-Rusia Sebut 2 Warga Sipil Tewas Akibat Gempuran Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 21 Feb 2022 10:42 WIB
A Ukrainian soldier looks at a hole from a shell fired by pro-Russian separatists in the village of Novoluhanske, Luhansk region, Ukraine, Saturday, Feb. 19, 2022. Separatist leaders in eastern Ukraine have ordered a full military mobilization amid growing fears in the West that Russia is planning to invade the neighboring country. The announcement on Saturday came amid a spike in violence along the line of contact between Ukrainian forces and the pro-Russia rebels in recent days. (AP Photo/Oleksandr Ratushniak)
Tentara Ukraina berjaga di dekat lubang bekas gempuran militer di salah satu desa di Luhansk, Ukraina bagian timur (dok. AP Photo/Oleksandr Ratushniak)
Kiev -

Kelompok pemberontak pro-Rusia menyebut sedikitnya dua warga sipil di Ukraina bagian timur tewas dalam gempuran yang dilancarkan pasukan pemerintah Ukraina. Gempuran ini terjadi di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke wilayah Ukraina.

Seperti dilansir Reuters, Senin (21/2/2022), pernyataan itu dilaporkan oleh kantor berita RIA yang mengutip perwakilan Republik Rakyat Luhansk yang telah memproklamasikan diri dan memisahkan diri dari Ukraina.

Disebutkan perwakilan Republik Rakyat Luhansk bahwa gempuran dilancarkan pasukan Ukraina pada Minggu (20/2) tengah malam waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama delapan tahun terakhir, pasukan pemerintah Ukraina masih terlibat pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di wilayah timur negaranya. Beberapa hari terakhir, kedua pihak saling tuding melanggar kesepakatan gencatan senjata dan terlibat penggunaan senjata berat seperti mortir dan artileri.

Rusia yang mengerahkan lebih dari 100.000 tentara ke dekat perbatasan Ukraina, menyatakan kekhawatiran soal peningkatan konflik di Ukraina bagian timur.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, gempuran di wilayah Ukraina bagian timur yang rawan konflik semakin meningkat. Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya menilai eskalasi semacam ini bisa menjadi bagian dari dalih Rusia untuk membenarkan invasi ke Ukraina.

Baik pasukan Ukraina maupun pemberontak pro-Rusia sama-sama melaporkan bahwa gempuran meningkat secara drastis sejak pekan lalu. Pada Kamis (17/2) lalu, misi pemantau OSCE, yang biasanya mencatat puluhan pelanggaran gencatan senjata dalam sehari di wilayah itu, melaporkan hampir 600 pelanggaran, termasuk lebih dari 300 ledakan, yang terpantau di wilayah tersebut hanya dalam 24 jam.

Simak video 'AS Terus Berupaya untuk 'Jegal' Rusia soal Invasi ke Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



Pada akhir pekan, para pemimpin wilayah pemberontak pro-Rusia di Ukraina bagian timur mulai mengevakuasi warga sipil ke Rusia karena mengkhawatirkan konflik skala besar. Salah satunya pemimpin Republik Rakyat Luhansk, Leonid Pasechnik, yang mendesak warga untuk mengungsi 'untuk mencegah korban sipil'.

"Saya meminta penduduk republik ini ... untuk pergi ke Federasi Rusia sesegera mungkin," kata Pasechnik dalam sebuah pernyataan.

Secara terpisah, pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR), yang juga memproklamasikan diri dan memisahkan diri dari Ukraina, Denis Pushilin, menuduh pemerintah Ukraina merencanakan serangan yang akan segera terjadi di wilayah-wilayah pro-Rusia yang memisahkan diri dari Ukraina.

"Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam waktu dekat akan memerintahkan tentaranya untuk melakukan serangan," kata Pushilin.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads