Ada Apa dengan Rusia dan Ukraina? Ini Kabar Terbaru Rencana Invasi Besok

Ada Apa dengan Rusia dan Ukraina? Ini Kabar Terbaru Rencana Invasi Besok

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 15 Feb 2022 13:28 WIB
This Sunday, Feb. 13, 2022, satellite image provided by Maxar Technologies shows the close up of helicopters and troops near Lake Donuzlav, Crimea. (Satellite image Β©2022 Maxar Technologies via AP)
Ada Apa dengan Rusia dan Ukraina? Ini Kabar Terbaru Rencana Invasi - militer Rusia bersiaga di perbatasan (Foto: AP)
Jakarta -

Ada apa dengan Rusia dan Ukraina? Pertanyaan ini banyak dicari tahu setelah muncul laporan intelijen Amerika Serikat. Laporan tersebut mengindikasikan invasi Ukraina direncanakan pada Rabu (16/2).

detikcom merangkum kabar terbaru soal konflik Rusia dan Ukraina berikut ini.

Ada Apa dengan Rusia dan Ukraina? Prediksi Invasi Besok

Dilansir Reuters, muncul laporan intelijen Amerika Serikat yang mengindikasikan rencana Rusia untuk melakukan invasi Ukraina pada Rabu (16/2) pekan ini. Meski begitu para pejabat senior AS tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut, namun menegaskan akan berusaha mencegah 'serangan mendadak' dengan membagikan informasi soal rencana Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, berulang kali menegaskan invasi Rusia ke Ukraina dapat dilakukan kapan saja. Sementara Presiden Joe Biden menyatakan akan mendukung Ukraina setelah invasi apapun dan membela wilayah aliansi NATO.

"Kita tidak bisa memprediksi harinya dengan sempurna, tapi kita sekarang telah mengatakan untuk beberapa waktu bahwa kita berada dalam jendela waktu, dan invasi bisa dimulai -- sebuah aksi militer besar bisa dimulai -- oleh Rusia di Ukraina kapan saja sekarang," ujar Sullivan saat ditanya soal indikasi invasi pada Rabu (16/2) mendatang.

ADVERTISEMENT

"Itu termasuk minggu depan sebelum Olimpiade berakhir," imbuhnya kepada program CNN, 'State of the Union'.

"Kita akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO, setiap inci wilayah Article Five dan Rusia kami pikir memahami sepenuhnya pesan tersebut," ucap Sullivan dalam wawancara terpisah dengan program CBS, 'Face the Nation'.

Ukraina diketahui bukan bagian aliansi NATO.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Pentagon, John Kirby, juga menolak mengonfirmasi laporan intelijen soal prediksi invasi Rusia itu. "Saya tidak dalam posisi untuk mengonfirmasi laporan-laporan itu," ujarnya dalam wawancara dengan Fox News Sunday pada Minggu (13/2) waktu setempat.

Ada Apa dengan Rusia dan Ukraina? Pengumuman Hari Persatuan

Di tengah kabar besok akan terjadi invasi Rusia, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menetapkan tanggal 16 Februari sebagai 'hari persatuan'. Darga Ukraina diminta mengibarkan bendera di gedung-gedung serta menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak pada Rabu (16/2) waktu setempat.

Para pejabat Ukraina menekankan bahwa Zelensky tidak memprediksi serangan pada tanggal tersebut, namun merespons laporan media-media asing dengan skeptisisme. Sejumlah media-media Barat mengutip para pejabat AS dan lainnya yang menyebut tanggal itu sebagai momen militer Rusia siap untuk menyerang.

"Mereka memberitahu kita bahwa 16 Februari akan menjadi hari penyerangan. Kita akan menjadikannya sebagai hari persatuan," cetus Zelensky dalam pesan video yang ditujukan untuk rakyat Ukraina.

"Pada hari itu, kita akan mengibarkan bendera nasional kita, mengenakan spanduk warna kuning dan biru, dan menunjukkan persatuan kita kepada seluruh dunia," ujar Zelensky dalam pesannya.

Meski Zelensky meyakini Rusia mengancam negaranya, namun kemungkinan adanya serangan dalam waktu dekat dianggap telah dilebih-lebihkan oleh sekutu-sekutu Barat, yang merespons upaya Rusia mengintimidasi Ukraina dan menebar kepanikan.

Ada apa Rusia dan Ukraina? Simak informasi di halaman selanjutnya terkait respon Rusia soal ancaman sanksi Barat jika invasi benar terjadi.

Lihat Video: Presiden Ukraina Sebut 16 Februari Invasi Rusia Dimulai

[Gambas:Video 20detik]




Ada Apa dengan Rusia dan Ukraina? Rusia Tak Peduli Risiko Sanksi

Rusia mengaku tak peduli risiko dijatuhkannya sanksi dari negara-negara Barat. Hal itu disampaikan Dubes Rusia untuk Swedia, Viktor Tatrintsev dalam wawancara dengan surat kabar Swedia, Aftonbladet

"Maafkan bahasa saya, tapi kami tidak peduli dengan semua sanksi mereka," ucap Tatarintsev menggunakan bahasa yang kasar dalam pernyataannya.

"Kami telah menerima begitu banyak sanksi dan dalam hal itu, sanksi itu memiliki dampak positif terhadap perekonomian dan pertanian kami," ujar diplomat veteran Rusia yang fasih berbicara bahasa Swedia ini dan telah ditugaskan di negara itu sebanyak empat kali.

"Kami lebih mandiri dan mampu meningkatkan ekspor kami. Kami tidak memiliki keju Italia atau Swiss, tapi kami telah belajar untuk membuat keju Rusia yang sama baiknya dengan menggunakan resep Italia dan Swiss," imbuhnya.

"Sanksi-sanksi baru tidak ada yang positif, tapi tidak seburuk yang dilontarkan Barat," ucap Tatarintsev.

Dia bahkan menekankan negara Barat tidak memahami bagaimana Rusia menyikapi semua sanksi selama ini. Dia menyebut Rusia justru semakin kuat ketika didorong oleh Barat.

"Semakin Barat mendorong Rusia, semakin kuat respons Rusia," cetusnya.

Halaman 2 dari 2
(izt/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads