Jadi Korban KDRT hingga Dipenggal Suami, Mona Heidari Nikah di Usia 12 Tahun

Jadi Korban KDRT hingga Dipenggal Suami, Mona Heidari Nikah di Usia 12 Tahun

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 13 Feb 2022 15:22 WIB
Mona Heidari, yang tewas dipenggal suaminya sendiri
Mona Heidari, wanita muda yang kepalanya dipenggal dan diarak oleh suaminya di Iran (Foto: CNN)
Teheran -

Mona Heidari, wanita muda Iran yang dipenggal kepalanya oleh suami menikah di usia yang sangat belia. Terungkap Mona dinikahkan pada usia 12 tahun, kala anak-anak seusianya masih sibuk bermain dan mengejar pendidikan.

Dilansir AFP dan CNN, Minggu (13/2/2022) Mona Heidari dinikahkan dengan Sajjad Heidari, yang masih merupakan sepupunya. Usia pernikahan Mona lebih muda dibanding batas usia pernikahan yang diatur pemerintah Iran.

Menurut aturan, batas usia minimal menikah di Iran yaitu 13 tahun untuk perempuan. Sementara pada laki-laki yaitu 15 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah wawancara, Ayah Mona Heidari pun menjelaskan soal usia anaknya saat menikah. Dia mengaku telah memiliki sertifikat resmi untuk mengizinkan anaknya menikah. Sementara itu, usia Sajjad saat menikahi Mona belum dapat dikonfirmasi.

Menikah di usia belia dan dengan sepupunya sendiri ternyata tak membuat kehidupannya bahagia. Mona Heidari kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Meski begitu Mona yang kini berusia 17 tahun tetap bertahan hingga akhir hayatnya demi putrnya yang masih 3 tahun.

ADVERTISEMENT

Mona Heidari Dibunuh-Kepala Dipenggal-Diarak

Setelah bertahun-tahun merasakan KDRT, Mona memutuskan kabur ke Turki. Dia pergi ke Turki selama 4 bulan namun berhasil dibujuk ayah kandungnya untuk kembali ke Iran.

Dari sinilah nasib naas menimpa Mona. Mona malah dibunuh oleh Sajjad dan saudara laki-lakinya.

Tangan Mona diikat dan kepalanya dipenggal. Bahkan tubuh Mona dibuang begitu saja sebelum Sajjad mengarak kepala istrinya itu ke di jalan-jalan Ahvaz. Dalam rekaman video yang sempat viral, Sajjad bahkan tampak tersenyum membawa potongan kepala Mona dengan satu tangan. Sementara tangan lainnya membawa sebilah pisau.

Dari laporan kantor berita Fars, ibu Sajjad mengakui anaknya sempat mengancam akan membunuh istrinya itu dan mengaku akan bertanggungjawab atas pembunuhan itu.

Akibat perbuatan Sajjad dan saudaranya, mereka kini telah ditangkap. Namun belum jelas hukuman apa yang akan mereka hadapi.

"Terdakwa pasti akan ditindak tegas," kata jaksa Iran. Abbas Hosseini kepada Fars.

Video perilaku Sajjad di situs web berita Rokna pun telah ditutup Pemerintah Iran. Video tersebut dinilai 'mengganggu masyarakat secara psikologis'.

Tonton juga Video: Melihat Uji Coba Rudal Baru Buatan Iran: Khaibar-Buster!

[Gambas:Video 20detik]



Kasus pembunuhan Mona pun mendatangkan reaksi keras dari pemimpin wanita di Iran. Wakil presiden Iran untuk urusan perempuan, Ensieh Khazali bahkan mendesak parlemen dan pihak berwenang untuk meningkatkan kesadaran guna mencegah kasus-kasus serupa.

Sejumlah surat kabar dan media sosial Iran diwarnai curahan keterkejutan dan kemarahan atas pembunuhan Mona Heidari. Banyak dari mereka menuntut reformasi sosial dan hukum di Iran.

"Seorang manusia dipenggal, kepalanya ditampilkan di jalan-jalan dan pembunuhnya bangga," kata harian reformis Sazandegi.

"Bagaimana kita bisa menerima tragedi seperti itu? Kita harus bertindak agar femisida tidak terjadi lagi."

Pembuat film feminis terkenal Tahmineh Milani menulis di Instagram: "Mona adalah korban dari ketidaktahuan yang menghancurkan. Kita semua bertanggung jawab atas kejahatan ini."

Tak hanya itu, seruan agar dihidupkan kembali reformasi undang-undang untuk perlindungan perempuan dari kekerasan dalam rumah tangga dan untuk menaikkan usia legal untuk menikah digaungkan. Saat ini, Iran mengatur batas usia minimal untuk menikah bagi perempuan adalah 13 tahun, sementara laki-laki 15 tahun.

Pengacara Ali Mojtahedzadeh, di koran reformis Shargh, menyalahkan "celah hukum" karena "membuka jalan bagi pembunuhan demi kehormatan".

Rekan anggota parlemen Elham Nadaf mengatakan kepada kantor berita ILNA: "Sayangnya, kami menyaksikan insiden seperti itu karena tidak ada langkah konkret untuk memastikan penerapan undang-undang untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan."

Kantor berita pemerintah Iran IRNA menyebut aksi Sajjad dilakukan dengan dalih honor killing atau pembunuhan demi martabat. Honor killing merupakan pembunuhan anggota keluarga karena pelaku beranggapan korban melakukan tindakan yang memalukan kehormatan keluarga.

Kejadian serupa pernah terjadi pada Mei 2020 lalu. Seorang pria memenggal putrinya yang berusia 14 tahun dengan dalih honor killing yang memicu kemarahan publik. Dia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara akhir tahun 2020 lalu.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads