Kehidupan pernikahan Mona Heidari, wanita yang dipenggal kepalanya oleh suaminya sendiri di Iran, tak berjalan mulus. Suaminya, Sajjad Heidari kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dilansir AFP dan CNN, Minggu (13/2/2022) Mona diketahui menikah di usia sangat muda, yakni 12 tahun. Dia menikah dengan sepupunya sendiri.
Hingga menginjak pernikahan hampir 5 tahun, Mona disebut kerap alami KDRT. Meski begitu, Mona tetap bertahan demi buah hatinya yang masih berusia 3 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usia Mona saat menikah ini pun dipertanyakan. Sedianya batas usia minimal menikah di Iran yaitu 13 tahun untuk perempuan dan 15 tahun untuk laki-laki. Sementara Mona dinikahkan pada usia 12 tahun.
Ayah Mona pun berdalih soal usia anaknya saat menikah. Dalam sebuah wawancara, dia mengaku telah memiliki sertifikat resmi untuk mengizinkan anaknya menikah. Adapun untuk usia Sajjad saat menikahi Mona, belum dapat dikonfirmasi.
Mona Heidari Dibunuh dan Kepalanya Diarak
Setelah bertahun-tahun berada di pernikahan bersama Sajjad, Mona memutuskan kabur ke Turki. Dia pergi ke Turki selama 4 bulan namun berhasil dibujuk ayah kandungnya untuk kembali ke Iran.
Setelah kembali, Sajjad bersama saudaranya ternyata merencanakan pembunuhan kepada Mona. Tangan Mona diikat dan kepalanya dipenggal. Bahkan tubuh Mona dibuang begitu saja sebelum Sajjad mengarak kepala istrinya itu ke di jalan-jalan Ahvaz sambil tersenyum.
Dari laporan kantor berita Fars, ibu Sajjad mengakui anaknya sempat mengancam akan membunuh istrinya itu dan mengaku akan bertanggungjawab atas pembunuhan itu.
Video aksi keji Sajjad pun viral dan menarik kecaman di seluruh Iran hingga internasional. Dalam rekaman video tersebut, terlihat Sajjad membawa potongan kepala Mona dengan satu tangan. Sementara tangan lainnya membawa sebilah pisau. Tak ada guratan kesedihan di wajahnya, dalam rekaman tersebut wajah Sajjad malah tampak tersenyum sambil berkeliling lingkungan Ahvaz, Iran.
Lihat juga Video: Melihat Uji Coba Rudal Baru Buatan Iran: Khaibar-Buster!
Akibat perbuatan Sajjad dan saudaranya, mereka kini telah ditangkap. Namun belum jelas hukuman apa yang akan mereka hadapi.
"Terdakwa pasti akan ditindak tegas," kata jaksa Iran. Abbas Hosseini kepada Fars.
Video perilaku Sajjad di situs web berita Rokna pun telah ditutup Pemerintah Iran. Video tersebut dinilai 'mengganggu masyarakat secara psikologis'.
Kantor berita pemerintah Iran IRNA menyebut aksi Sajjad dilakukan dengan dalih honor killing atau pembunuhan demi martabat. Honor killing merupakan pembunuhan anggota keluarga karena pelaku beranggapan korban melakukan tindakan yang memalukan kehormatan keluarga.
Kasus pembunuhan Mona pun mendatangkan reaksi keras dari pemimpin wanita di Iran. Wakil presiden Iran untuk urusan perempuan, Ensieh Khazali bahkan mendesak parlemen dan pihak berwenang untuk meningkatkan kesadaran guna mencegah kasus-kasus serupa.
"Seorang manusia dipenggal, kepalanya ditampilkan di jalan-jalan dan pembunuhnya bangga," kata harian reformis Iran, Sazandegi, dikutip AFP, Sabtu (12/2/2022).
"Bagaimana kita bisa menerima tragedi seperti itu? Kita harus bertindak agar femisida tidak terjadi lagi," lanjutnya.
Tak hanya itu, seruan reformasi undang-undang perlindungan perempuan dari kekerasan dalam rumah tangga semakin digencarkan. Pemerintah Iran juga didesak menaikkan batas usia legal untuk menikah.