Rusia vs Ukraina Makin Ngeri hingga Warga AS Diminta Angkat Kaki

Rusia vs Ukraina Makin Ngeri hingga Warga AS Diminta Angkat Kaki

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 12 Feb 2022 05:08 WIB
President Joe Biden speaks during a news conference in the East Room of the White House in Washington, Wednesday, Jan. 19, 2022. (AP Photo/Susan Walsh)
Presiden AS, Joe Biden (Foto: AP Photo/Susan Walsh)
Jakarta -

Hubungan antara Rusia dengan Ukraina kian memanas. Saking ngerinya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahkan meminta warganya yang berada di Ukraina angkat kaki dari negara itu.

Dihimpun detikcom, Jumat (11/2/2022), Rusia terus meningkatkan tekanan terhadap Ukraina dari tiga arah sekaligus. Sejumlah citra satelit baru menunjukkan pergerakan militer rusia terus menerus di tiga titik perbatasan Ukraina, yakni Crimea, Rusia bagian barat dan Belarusia.

Situasi tersebut terlihat berdasarkan pada citra satelit terbaru yang dirilis perusahaan teknologi berbasis di Amerika Serikat (AS), Maxar Technologies, itu semakin menggarisbawahi kekhawatiran bahwa Rusia tengah merencanakan penyerbuan ke wilayah Ukraina dalam waktu dekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer Rusia Buat 550 Tenda Militer

Di Crimea, menurut direktur senior Maxar Technologies, Stephen Wood, pengerahan sejumlah besar tentara dan peralatan militer terpantau oleh beberapa citra satelit yang dikumpulkan Maxar dan dirilis pada Kamis (10/2) waktu setempat.

Disebutkan bahwa pengerahan dilakukan di bekas lapangan udara Oktyabrskoye yang tak lagi dipakai, yang terletak di sebelah utama ibu kota Simferopol, Crimea.

ADVERTISEMENT

Maxar menilai ada lebih dari 550 tenda tentara dan ratusan kendaraan yang tiba di lokasi. Beberapa lokasi lainnya di Crimea juga terpantau didatangi aliran tentara dan peralatan militer, termasuk Novoozernoye, di mana terjadi pengerahan artileri besar-besaran dan digelar latihan militer.

Pengerahan baru diidentifikasi oleh Maxar untuk pertama kalinya di dekat kota Slavne, pantai barat laut Crimea, yang mencakup pengerahan kendaraan lapis baja.

Maxar melaporkan bahwa pengerahan baru di Crimea itu terjadi pada hari yang sama saat beberapa kapal perang Rusia, termasuk sejumlah kapal pendarat amfibi besar, tiba di Sevastopol, pelabuhan utama Crimea.

Simak Video 'Warga AS Diminta Segera Pergi dari Ukraina!':

[Gambas:Video 20detik]



Pergerakan Militer Rusia di Belarus

Di Belarus, Maxar mengamati apa yang disebutnya sebagai 'pengerahan baru tentara, kendaraan dan helikopter militer' di lapangan udara Zyabrovka, dekat kota Gomel, yang berjarak 25 kilometer dari perbatasan Ukraina. Ini menjadi momen pertama helikopter terpantau di area tersebut.

Terpantau juga adanya rumah sakit darurat di lokasi yang sama.

Selain itu, pasukan dan banyak kelompok serbu tetap dikerahkan ke dekat kota Rechitsa, Belarusia, yang berjarak kurang dari 45 kilometer dari perbatasan Ukraina. Citra satelit sebelumnya menunjukkan keberadaan tenda-tenda militer di dekat Rechitsa.

Jika dikombinasikan dengan sejumlah video terbaru, itu menunjukkan kehadiran tentara Rusia yang semakin meningkat di area tersebut, dengan latihan gabungan Rusia-Belarusia digelar pada Kamis (10/2) waktu setempat di lokasi berjarak 320 kilometer.

Beberapa video di media sosial menunjukkan pergerakan unit-unit militer Rusia dalam beberapa hari terakhir ke dekat wilayah Ukraina bagian timur, di sekitar kota Kursk, Rostov-on-Don dan Bryansk.

Melalui citra satelitnya, Maxar juga melaporkan apa yang disebut sebagai 'pengerahan besar pasukan dan pasukan militer' yang 'baru-baru ini tiba di area pelatihan Kursk di sebelah timur kota tersebut' -- yang berjarak 110 kilometer sebelah timur perbatasan Ukraina.

"Peralatan tambahan terus berdatangan di area tersebut dan persiapan dilakukan untuk mengakomodasi lebih banyak tentara dan peralatan," sebut Maxar.

Rusia-Ukraina Gagal Capai Kesepakatan

Terkait perseteruan ini, utusan Rusia dan utusan Ukraina sendiri sudah bertemu di Berlin pada Kamis (10/2). Namun, dalam pertemuan itu tidak ada kesepakatan yang bisa membuat hubungan mereka tidak lagi panas.

Utusan Rusia, Dmitry Kozak, mengatakan tidak mungkin untuk menyatukan perbedaan interpretasi Rusia dan Ukraina tentang perjanjian 2015 yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran antara separatis pro-Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina.

"Kami tidak berhasil mengatasi ini," katanya.

Sementara itu, utusan Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan tidak ada kesepakatan apapun, tetapi kedua belah pihak setuju untuk terus berkomunikasi.

"Saya berharap kita akan segera bertemu lagi dan melanjutkan negosiasi ini. Semua orang bertekad untuk mencapai hasil," kata Andriy.

Putin tolak bertemu Zelenskyy

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Ukraina pada hari Kamis (10/2) telah mencoba untuk menulis ulang perjanjian dan hanya memilih elemen yang paling menguntungkan. Namun, Ukraina mengatakan pihaknya berkomitmen pada kesepakatan itu.

"Pihak Ukraina bersiap untuk dialog konstruktif. Semua orang hari ini mengkonfirmasi bahwa kami memiliki perjanjian Minsk dan itu harus dipenuhi," kata Yermak.

Kiev menolak untuk berunding dengan kepala daerah yang memisahkan diri, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mengusulkan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sejauh ini ditolak oleh Kremlin.

Rusia membantah berencana menyerang Ukraina, tetapi mengatakan ingin menegakkan 'garis merah' untuk memastikan bahwa bekas tetangga Sovietnya itu tidak bergabung dengan NATO dan bahwa aliansi itu tidak mendirikan pangkalan dan misil di sana.

Warga AS Diminta Tinggalkan Ukraina

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyerukan warga Amerika untuk segera meninggalkan Ukraina karena meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia.
Seruan ini disampaikan Biden saat latihan tembak-menembak pasukan Rusia dan penambahan pasukan di sekitar Ukraina menambah kekhawatiran akan invasi.

Dilansir dari kantor berita AFP, ketegangan Amerika Serikat-Rusia saat ini mencapai puncaknya sejak Perang Dingin, dengan pejabat-pejabat AS mengatakan sekitar 130.000 tentara Rusia dikelompokkan dalam lusinan brigade tempur di dekat perbatasan dengan Ukraina.

"Warga Amerika harus pergi sekarang juga," kata Biden dalam wawancara yang direkam sebelumnya dengan NBC News.

"Kita sedang berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia. Ini adalah situasi yang sangat berbeda dan segalanya bisa berubah dengan cepat," imbuh Biden.

Biden menegaskan bahwa dalam keadaan apa pun dia tidak akan mengirim pasukan AS ke Ukraina, bahkan untuk menyelamatkan warga Amerika jika terjadi invasi Rusia.

"Itu adalah perang dunia. Ketika orang Amerika dan Rusia mulai saling menembak, kita berada di dunia yang sangat berbeda," tegasnya.

Halaman 2 dari 3
(zap/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads