Biden dan Raja Salman Teleponan Bahas Iran dan Yaman

Biden dan Raja Salman Teleponan Bahas Iran dan Yaman

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 10 Feb 2022 11:28 WIB
FILE - President Joe Biden listens as he meets virtually with Chinese President Xi Jinping from the Roosevelt Room of the White House in Washington,Nov. 15, 2021. The Biden administration announced on Thursday that it is levying new sanctions against several Chinese biotech and surveillance companies operating out of Xinjiang province, casting another shot at Beijing over human rights abuses against Uyghurs in western China. (AP Photo/Susan Walsh, File)
Presiden AS Joe Biden (Foto: AP Photo/Susan Walsh, File)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz membahas pasokan energi dan perkembangan di Timur Tengah, termasuk di Iran dan Yaman, dalam panggilan telepon pada Rabu (9/2) waktu setempat.

"Kedua pemimpin berkomitmen untuk memastikan stabilitas pasokan energi global," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Kamis (10/2/2022).

Raja Salman juga berbicara tentang menjaga keseimbangan dan stabilitas di pasar minyak dan menekankan perlunya mempertahankan perjanjian pasokan OPEC+, kata kantor berita resmi Saudi, SPA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekan lalu, OPEC+ sepakat untuk tetap pada kenaikan moderat dalam produksi minyaknya, dengan kelompok itu berjuang untuk memenuhi target yang ada dan waspada dalam menanggapi seruan soal kapasitasnya untuk lebih banyak minyak mentah dari konsumen utama guna membatasi lonjakan harga.

Menurut para analis, harga minyak mentah global, yang telah menguat sekitar 20 persen tahun ini, kemungkinan akan melampaui US$ 100 per barel karena permintaan yang tinggi. Minyak Internasional Brent ditutup hampir 1 persen lebih tinggi menjadi US$ 91,55 per barel pada Rabu (9/2) waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Harga minyak yang tinggi merupakan risiko bagi pemerintahan Biden menjelang pemilihan kongres pada November mendatang, di mana rekan-rekan Demokratnya akan mempertahankan mayoritas tipis di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Pemerintah AS berusaha menekan harga minyak akhir tahun lalu dengan mengatur penarikan cadangan minyak darurat bersama dengan konsumen besar di Asia, termasuk China, tetapi harga hanya turun sementara.

Masalah minyak tersebut juga ditambah oleh ketegangan di Ukraina karena Rusia telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan minggu ini pemerintah telah berkoordinasi dengan sekutu-sekutu dan mitra AS termasuk tentang "cara terbaik untuk berbagi cadangan energi jika Rusia mematikan keran, atau memulai konflik yang mengganggu aliran gas melalui Ukraina."

Gedung Putih mengatakan bahwa dalam panggilan telepon itu, Biden juga mengulangi komitmen Amerika Serikat untuk mendukung Arab Saudi dalam mempertahankan diri terhadap serangan oleh kelompok Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran.

Konflik di Yaman sebagian besar dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Houthi, yang menggulingkan pemerintah dari ibu kota, Sanaa, pada akhir 2014, mengatakan mereka memerangi sistem yang korup dan agresi asing.

Salman mengatakan kepada Biden bahwa Arab Saudi ingin ada "resolusi politik" di Yaman.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads