AS Setujui Penjualan Senjata Rp 1,4 T untuk Upgrade Rudal Taiwan

AS Setujui Penjualan Senjata Rp 1,4 T untuk Upgrade Rudal Taiwan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 08 Feb 2022 10:15 WIB
Soldiers fire during a military exercise in Hsinchu County, northern Taiwan, Tuesday, Jan. 19, 2021. Taiwanese troops using tanks, mortars and small arms staged a drill Tuesday aimed at repelling an attack from China, which has increased its threats to reclaim the island and its own displays of military might. (AP Photo/Chiang Ying-ying)
Ilustrasi -- Militer Taiwan (dok. AP Photo/Chiang Ying-ying)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan peralatan dan layanan kepada Taiwan untuk 'mempertahankan, memelihara dan meningkatkan' sistem pertahanan rudal Patriot yang digunakannya. Pentagon menyebut kesepakatan penjualan itu ditaksir bernilai US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun).

Seperti dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022), Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) menyatakan telah menyerahkan sertifikasi yang diperlukan untuk memberitahu Kongres AS, usai Departemen Luar Negeri AS menyetujui kesepakatan penjualan yang diajukan Kedutaan Besar Taiwan di Washington DC.

Pembaruan atau upgrade terhadap Sistem Pertahanan Udara Patriot, sebut DSCA, akan 'membantu meningkatkan keamanan pihak penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penjualan yang diajukan ini memenuhi kepentingan nasional, ekonomi dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan dari pihak penerima dalam memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk menjaga kemampuan pertahanan yang kredibel," tegas DSCA dalam pernyataannya.

Kontraktor utama dalam kesepakatan, sebut DSCA, adalah Raytheon Technologies dan Lockheed Martin.

ADVERTISEMENT

Kementerian Luar Negeri Taiwan dalam pernyataannya 'sangat menyambut baik' keputusan AS ini.

"Dalam menghadapi ekspansi militer berkelanjutan dan aksi provokatif oleh China, negara kami akan menjaga keamanan nasional dengan pertahanan yang solid, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan Amerika Serikat," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Sebelumnya Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut keputusan untuk memperbarui sistem rudal Patriot diambil dalam pertemuan tahun 2019 dengan para pejabat AS pada era pemerintahan Presiden Donald Trump. Taiwan mengharapkan kesepakatan itu akan 'berlaku efektif' dalam waktu satu bulan.

Beberapa waktu terakhir, Taiwan mengeluhkan misi berulang oleh Angkatan Udara China ke dalam zona pertahanan udaranya. AS memandang misi itu sebagai upaya China untuk menekan Taiwan agar kedaulatannya.

AS, sama seperti kebanyakan negara lainnya, tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan. Namun AS diketahui menjadi pendukung terbesar Taiwan dan terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana bagian Taiwan untuk mempertahankan diri.

Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya agar negara itu bisa menjadi 'landak', yang sulit diserang oleh China. Penjualan senjata semacam ini diketahui selalu membuat marah China.

Belum ada tanggapan resmi dari otoritas China terkait persetujuan AS dalam kesepakatan untuk memperbarui sistem rudal Taiwan ini.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads