Amerika Serikat (AS) menyebut Rusia telah menempatkan sekitar 70 persen dari kekuatan tempurnya yang diyakini akan dibutuhkan untuk invasi skala penuh ke Ukraina. AS juga menyebut Rusia telah mengirim lebih banyak batalyon taktis ke perbatasan.
Dilansir Reuters, Minggu (6/2/2022) dua pejabat AS yang berbicara kepada Reuters mengungkapkan soal kesiapan tersebut pada Sabtu (5/2) lalu. Diketahui dalam dua minggu terakhir, jumlah batalyon taktis (BTG) di wilayah perbatasan telah meningkat menjadi 83 dari 60 pada hari Jumat (4/2) dan 14 lainnya sedang dalam perjalanan.
Para pejabat tersebut memperkirakan waktu invasi sekitar 15 Februari mendatang. Namun keduanya tidak memberikan bukti untuk mendukung perkiraan mereka tentang rencana invasi Rusia.
Sebelumnya Rusia bersikeras menyebut tak merencanakan invasi meski mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan. Namun Rusia mengatakan dapat mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan jika tuntutan keamanannya tidak dipenuhi.
Salah satu tuntutan Rusia adalah agar NATO tidak menerima Ukraina sebagai anggota aliansi tersebut.
"Jika Rusia menyerang ibu kota Kyiv, itu bisa jatuh dalam beberapa hari," kata para pejabat AS.
"Invasi skala penuh akan menyebabkan korban besar," kata salah satu pejabat.
AS memperkirakan akan ada 5.000-25.000 korban dari tentara Ukraina jika terjadi invasi. Sementara korban dari pasukan Rusia berkisar antara 3.000 dan 10.000, dan korban sipil dapat berkisar antara 25.000 hingga 50.000.
Simak Video: Latihan Perang Besar Rusia di Belarusia Bikin Ngeri Barat
(izt/izt)