Biden bersama Wakil Presiden AS, Kamala Harris, dan para pejabat pemerintahan AS lainnya menerima informasi baru secara real-time dari Austin, Milley dan Jenderal Frank McKenzie dari Marinir AS yang mengawasi pasukan AS di kawasan tersebut. Semuanya dipantau langsung via beberapa layar di Situation Room.
Disebutkan seorang pejabat Gedung Putih bahwa Biden bergabung dengan para pejabat tinggi AS lainnya di Situation Room pada Rabu (2/2) sore, sekitar pukul 17.00 waktu setempat setelah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, soal topik lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah pasukan AS menuntaskan operasi, Biden terus memantaunya saat mereka diterbangkan ke tempat aman. Begitu pasukan AS berada di lokasi aman, menurut seorang pejabat Gedung Putih, Biden merenungkan serangan udara tahun 2015 -- saat dirinya menjabat Wakil Presiden AS -- yang menewaskan seorang pemimpin ISIS lainnya dan membuat Quraishi kehilangan salah satu kakinya.
Kepada Biden, Jenderal Milley menyatakan pasukan AS mendapatkan 'visual ID jackpot' saat mereka melihat jasad Quraishi dan mengonfirmasi identitasnya dengan data biometrik yang diambil dari sidik jarinya. Mereka menunggu untuk mengumumkan kematian Quraishi setelah tes DNA setelah dilakukan.
"Dia ada dalam daftar target kita sejak hari-hari awal misi. Dia merupakan tangan kanan Baghdadi, dan ... secara pribadi bertanggung jawab atas sejumlah kekejaman ISIS yang paling keji," sebut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya.
(nvc/ita)