Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Harry S Truman, menggelar latihan militer di perairan Laut Adriatik pekan ini. Latihan ini digelar saat ketegangan antara AS dan Rusia semakin meningkat terkait Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (3/2/2022), USS Harry S Truman dipandang sebagai simbol kekuatan militer AS dan kemampuan NATO di kawasan yang tengah dilanda gejolak tersebut. Laut Adriatik merupakan perairan yang memisahkan Semenanjung Italia dengan Balkan.
Latihan militer bernama Neptune Strike 2022 itu dijadwalkan akan digelar di Laut Adriatik hingga Jumat (4/1) besok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam latihan itu, kelompok serbu USS Harry S Truman yang berada di bawah kendali operasional NATO, melakukan manuver maritim terkoordinasi, latihan perang anti-kapal selam dan latihan tempur jarak jauh.
Ketika latihan itu diumumkan, NATO menyebutnya sebagai momen pertama sejak Perang Dingin saat sebuah kapal induk AS berada di bawah komandonya.
Departemen Pertahanan AS menyebut keterlibatan USS Harry S Truman dalam latihan Neptune Strike 2022 itu sebagai bukti bahwa aliansi NATO 'bersatu, memiliki kemampuan dan kuat'.
Dalam pernyataan terpisah, Laksamana Muda Curt Renshaw selaku komandan kapal induk AS itu enggan berspekulasi saat ditanya apa misi selanjutnya setelah latihan di Laut Adriatik selesai dilakukan. Angkatan Laut AS dilarang membahas soal operasi di masa mendatang.
Simak juga Video: AS Kirim Ribuan Tentara untuk Tekan Ketegangan di Perbatasan Ukraina
Namun diketahui bahwa Pentagon tengah mencari cara untuk memastikan sekutu-sekutu NATO menyusul pengerahan lebih dari 100.000 tentara Rusia ke dekat perbatasan Ukraina, yang oleh negara-negara Barat -- termasuk AS -- dikhawatirkan mengarah pada rencana invasi.
"Keputusan yang dibuat soal ke mana kelompok serbu dari Amerika Serikat dikerahkan, benar-benar berada di level Menteri Pertahanan," ucap Renshaw.
"Tapi kami siap untuk beroperasi di mana saja dan kami berencana untuk memperluas pengerahan ketika kami meninggalkan Norfolk (Virginia, AS) dan kami berencana untuk bisa beroperasi di mana saja kami paling dibutuhkan," imbuhnya.
Otoritas AS baru saja mengumumkan pengerahan 3.000 tentaranya ke Polandia dan Rumania, untuk mendukung pasukan NATO di kawasan Eropa Timur, dalam menghadapi apa yang disebut AS sebagai ancaman invasi Rusia ke Ukraina.
Rusia menyangkal tuduhan invasi itu, namun menyatakan pihaknya bisa mengambil langkah-langkah militer tidak ditentukan jika tuntutannya tidak dipenuhi. Salah satu tuntutan Rusia adalah agar NATO tidak menerima Ukraina sebagai anggota aliansi tersebut.