Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang menerjang ibu kota Quito di Ekuador bertambah menjadi 24 orang. Banjir yang diwarnai lumpur ini merendam rumah warga, mobil-mobil bahkan menghanyutkan para atlet dan penonton di sebuah lapangan olahraga.
Seperti dilansir AFP, Rabu (2/2/2022), dinas darurat Ekuador, SNGRE, melaporkan via Twitter bahwa 48 orang lainnya luka-luka dan sedikitnya 12 orang masih hilang.
Rekaman video yang beredar menunjukkan air banjir yang deras dan membawa bebatuan, lumpur serta puing menerjang jalanan Quito, saat para petugas penyelamat menyelamatkan warga. Banjir ini disebut sebagai yang terbesar di Ekuador dalam dua dekade terakhir.
Banyak orang di kota berpenduduk 2,7 juta jiwa itu mengungsi ke tempat penampungan, dengan otoritas setempat menetapkan masa berkabung selama tiga hari mulai Selasa (1/2) waktu setempat.
Banjir yang menerjang Quito ini disebabkan oleh hujan deras terus-menerus selama 17 jam, dan memicu kerusakan pada ruas jalanan, area pertanian, klinik, sekolah, kantor polisi dan sebuah gardu listrik.
Wali Kota Quito, Santigo Guarderas, menyebut hujan membuat kewalahan struktur resapan air di lereng perbukitan yang memiliki kapasitas 4.500 meter kubik. Struktur itu dipenuhi air dengan volume empat kali lipat dari kapasitas.
Situasi itu memicu aliran banjir diwarnai lumpur sejauh satu kilometer, yang salah satunya menerjang lapangan olahraga yang sedang digunakan untuk latihan voli dengan dihadiri penonton di pinggir lapangan.
"Orang-orang yang bermain tidak bisa menyelamatkan diri. Banjir menyeret mereka tiba-tiba," tutur salah satu saksi mata, Freddy Barrios Gonzalez, kepada AFP.
Simak Video 'Korban Tewas Akibat Banjir dan Longsor di Ekuador Jadi 22 Orang':