Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jadi sorotan usai Direktur Regional Pasifik Barat Takeshi Kasai dituduh mengintimidasi staf, menggunakan bahasa rasis dan membocorkan data vaksin sensitif ke Jepang. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan dimulainya penyelidikan atas laporan tersebut.
"Kami paham kekhawatiran sejak akhir 2021 dan telah mengikuti proses hukum. Dengan kerja sama anggota staf, proses penyelidikan sedang berlangsung," kata Tedros pada hari terakhir pertemuan dewan eksekutif WHO di Jenewa, seperti dilansir kantor berita AFP dan Reuters, Minggu (30/1/2022).
Kepala WHO itu tidak menyebutkan secara rinci kapan penyelidikan dibuka. Tedros mengatakan "ada batasan untuk apa yang dapat kami katakan saat ini".
"Kami menganggap serius tuduhan ini," imbuhnya.
Awal Mula Tuduhan ke Direktur Regional Pasifik Barat
Diketahui tuduhan serius yang dirinci dalam email itu diungkap oleh kantor berita Associated Press pada Kamis (27/1) lalu. Tuduhan itu menargetkan Direktur WHO Pasifik Barat yang berbasis di Manila, Takeshi Kasai.
AP mengungkapkan pada Oktober lalu, belasan anggota staf WHO mengajukan keluhan internal. Namun pada pertengahan Januari, mereka kembali mengajukan keluhan ke negara-negara di dewan eksekutif WHO.
Dalam email tersebut, mereka menuduh Kasai melakukan "kepemimpinan otoriter dan rasis" dan menambahkan bahwa dia secara rutin berbagi data rahasia dengan pemerintah Jepang untuk membantu mengamankan bantuan diplomatik untuk sumbangan vaksin Covid-19 kepada negara-negara tetangga.
Gaya otoriter Kasai juga disebut mendorong lebih dari 55 staf penting angkat kaki dalam satu setengah tahun terakhir. Sebagian besar dari mereka belum diganti hingga saat ini.
Simak juga 'Respons Satgas Covid-19 Terkait Temuan 'Son of Omicron':