Seorang pria bersenjata di Jepang ditangkap polisi setelah dia menyandera seorang dokter, yang ditembaknya hingga tewas. Laporan media lokal menyebut korban tewas akibat luka-luka yang dideritanya selama penyanderaan yang berlangsung 11 jam pada Jumat (28/1) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (29/1/2022), kejahatan bersenjata tergolong langka di Jepang, di mana kepemilikan senjata api dikontrol dengan ketat. Aksi penembakan dan penyanderaan di Fujimino, dekat Tokyo, ini membuat kaget warga setempat.
"Pria itu menggunakan senapan berburu untuk menembak korban dengan niat membunuhnya," tutur juru bicara kepolisian setempat kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden ini berawal pada Kamis (27/1) malam waktu setempat, ketika korban yang seorang dokter bersama dua orang lainnya yang salah satunya seorang pisioterapis datang mengunjungi kediaman tersangka untuk menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya ibunda tersangka.
Tersangka yang berusia 66 tahun dilaporkan menembak sang dokter dan sang pisioterapis. Keduanya mengalami luka parah akibat tembakan itu.
Satu lagi anggota tim medis yang mendatangi rumah tersangka bergegas menuju kantor polisi setempat, usai diserang dengan semprotan merica dalam insiden tersebut. Polisi berbicara via telepon dengan tersangka sepanjang malam untuk membujuknya membebaskan sandera.
Namun ternyata tembakan dari tersangka menewaskan sang dokter, dan tersangka berhasil ditangkap polisi setelah penyanderaan berakhir.
Motif di balik penyerangan dan penyanderaan ini tidak diketahui secara jelas.
Namun laporan televisi nasional NHK menyebut tersangka pindah ke area itu sejak tiga tahun lalu dan sendirian merawat ibundanya yang sakit.
"Dia mengatakan sulit baginya untuk bergabung (kegiatan sukarela di lingkungan tersebut) karena ibundanya sakit," tutur seorang warga setempat yang enggan disebut kepada NHK, merujuk pada tersangka.
"Dia merawatnya...sejak dia pindah. Dia tidak sering pergi keluar, jadi saya tidak memiliki banyak kesempatan untuk melihatnya," imbuhnya.
Seorang siswa berusia 19 tahun yang tinggal di dekat kediaman tersangka, menuturkan kepada Kyodo News, bahwa dirinya mendengar suara tembakan pada Kamis (27/1) malam waktu setempat. "Saya takut. Saya ingin meninggalkan area ini dengan cepat," ucapnya.