Anak-anak Terluka Buntut Tembakan Roket ke Rumah Ketua Parlemen Irak

Anak-anak Terluka Buntut Tembakan Roket ke Rumah Ketua Parlemen Irak

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 26 Jan 2022 20:04 WIB
Ilustrasi ambulans.
Ilustrasi (Foto: Istock)
Baghdad -

Rumah Ketua Parlemen Irak ditembak sejumlah roket. Dua anak pun terluka akibat serangan roket tersebut.

Sumber keamanan Irak mengatakan kepada AFP, tiga roket Katyusha mendarat sekitar 500 meter dari rumah Mohammed al-Halbussi di Distrik Gurma di Provinsi Anbar, sebelah barat Baghdad, Ibu Kota Irak, pada Selasa (25/1) malam waktu setempat.

Halbussi (41) adalah seorang politikus Sunni dan telah memimpin parlemen Irak sejak 2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (26/1/2022), serangan roket itu terjadi beberapa jam setelah pengadilan tertinggi Irak mengonfirmasi terpilihnya kembali Halbussi sebagai ketua parlemen Irak.

Sumber keamanan yang minta identitasnya dirahasiakan itu mengatakan bahwa Halbussi adalah target serangan itu, tetapi tidak jelas apakah dia berada di rumah pada saat serangan tersebut.

ADVERTISEMENT

Kepolisian Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua anak yang terluka dalam insiden itu telah dibawa ke rumah sakit di Gurma.

Sejauh ini, belum ada pihak atau kelompok yang mengklaim bertanggung jawab langsung atas serangan roket itu.

Targetkan Tokoh Politik

Beberapa serangan granat dalam beberapa hari terakhir telah menargetkan tokoh-tokoh politik dari partai-partai yang dapat bekerja sama dengan pemimpin Syiah, Moqtada Sadr untuk membentuk koalisi parlemen setelah pemilihan legislatif Oktober 2021 lalu di Irak.

Sadr, yang kubunya mengambil bagian terbesar dari kursi parlemen, sedang berusaha membangun koalisi yang menyatukan Taqadom - partai Halbussi - partai Sunni terbesar kedua dan kelompok Kurdi.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Serangan ISIS

Pada 21 Januari lalu, markas tentara Irak di Provinsi Diyala dilaporkan diserang oleh para militan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Sumber militer menyebut serangan terjadi pada Jumat (21/1) dini hari.

"Sekitar pukul 02.30 waktu setempat terhadap sebuah pangkalan di area Hawi al-Azim," tutur seorang pejabat senior militer Irak di Diyala, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Jumat (21/1/2022).

Sedikitnya 11 tentara Irak tewas dalam serangan mendadak yang terjadi dini hari tersebut. "Sebelas tentara... telah dalam serangan yang dilancarkan Islamic State... menargetkan pangkalan militer," ujar sumber tersebut.

Gubernur Diyala, Muthanna al-Tamimi, mengonfirmasi jumlah korban tewas. Namun dia juga mengkritik tentara Irak, dengan menyebut mereka tidak siap menghadapi serangan mendadak.

"Alasan utama (serangan ini) adalah kelalaian sebagian tentara, karena pangkalan itu dibentengi," sebut Al-Tamimi seperti dikutip Iraqi News Agency.

"Ada kamera termal, kacamata night vision dan menara pengawas dari beton," imbuhnya.

ISIS menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah tahun 2014 lalu, lalu menetapkan kekhalifan sendiri. Pada Desember 2017, pemerintah Irak mengumumkan kekalahan ISIS, namun pemberontakan level rendah dari militan ISIS masih terus ada di negara ini yang bermunculan di berbagai titik.

Pada Juli tahun lalu, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom di pasar kota Sadr yang menewaskan puluhan orang. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun lalu memperkirakan sekitar 10.000 militan ISIS masih aktif di wilayah Irak dan Suriah.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

ISIS Serbu Penjara

ISIS terus melakukan serangan di wilayah Irak. Pada Kamis (20/1) lalu sejumlah tahanan di penjara yang dikelola Kurdi di timur laut Suriah melarikan diri usai kelompok ISIS menyerang penjara yang mereka tempati. Kelompok itu membebaskan sesama anggota mereka yang ditahan di penjara itu.

Menurut kelompok pemantau perang Suriah, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, sebuah bom mobil menghantam pintu masuk penjara Ghwayran, dan ledakan kedua terjadi di sekitarnya sebelum para militan ISIS menyerang pasukan keamanan Kurdi yang menjaga fasilitas itu.

"Sejumlah tahanan berhasil melarikan diri," kata Observatorium yang mengandalkan jaringan sumber yang luas di dalam Suriah, seperti dilansir AFP, Jumat (21/1).

Tidak disebutkan berapa jumlah tahanan yang berhasil kabur.

Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi mengkonfirmasi serangan langka itu dalam sebuah pernyataan, tetapi tidak menyebutkan tahanan yang melarikan diri.

Ghwayran adalah salah satu fasilitas terbesar yang menampung para militan ISIS di wilayah semi-otonom yang dikendalikan oleh otoritas Kurdi di timur laut Suriah, kata kepala Observatorium Rami Abdul Rahman kepada AFP.

"Sebuah pemberontakan baru dan upaya melarikan diri oleh teroris Daesh (nama lain ISIS) yang ditahan di penjara Ghwayran di al-Hasaka sehubungan dengan ledakan bom mobil," kata Pasukan Demokrat Suriah (SDF) dalam sebuah pernyataan.

Mereka menyalahkan serangan itu pada "sel-sel tidur Daesh, yang menyusup dari lingkungan sekitarnya dan bentrok dengan Pasukan Keamanan Internal."

Observatorium mengatakan SDF telah mengirim bala bantuan ke penjara dan menutup daerah itu.

Halaman 2 dari 3
(mae/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads