AS Kaji Bolehkan Diplomat Tinggalkan China Gegara Aturan Ketat Pandemi

AS Kaji Bolehkan Diplomat Tinggalkan China Gegara Aturan Ketat Pandemi

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 26 Jan 2022 15:24 WIB
FILE - In this Sept. 25, 2015, file photo, a military honor guard await the arrival of Chinese President Xi Jinping for a state arrival ceremony at the White House in Washington. China on Tuesday, Dec. 8, 2020, lashed out at the U.S. over new sanctions against Chinese officials and the sale of more military equipment to Taiwan. (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Ilustrasi (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Beijing -

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan untuk mengizinkan para diplomat dan keluarganya di China meninggalkan negara itu karena aturan pengendalian pandemi virus Corona (COVID-19) yang dianggap intrusif atau mengganggu.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (26/1/2022), dua sumber yang memahami isu ini menuturkan bahwa Kedutaan Besar AS di Beijing, pada Senin (24/1) waktu setempat, mengajukan permintaan kepada pemerintah federal di Washington DC untuk secara resmi menarik diri (formal sign-off).

Permintaan itu diajukan saat otoritas China semakin meningkatkan protokol pengendalian Corona menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing kurang dari dua pekan lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan dalam permintaan itu bahwa pemerintah AS tidak mampu mencegah otoritas China membuat para diplomat dan keluarganya tunduk pada langkah pengendalian pandemi yang intrusif.

Kedua sumber yang enggan disebut namanya karena isu ini tergolong sensitif, juga menambahkan bahwa sejumlah staf Kedutaan Besar AS merasa kesal karena pemerintah AS tidak mau atau tidak mampu membebaskan atau mengecualikan para pejabat AS dari langkah karantina ketat di China.

ADVERTISEMENT

Aturan-aturan itu mencakup kemungkinan masuk paksa ke klinik demam COVID-19 dan pemisahan dari anak-anak.

Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan kepada Reuters, menegaskan bahwa status operasional di Kedutaan Besar dan Konsulat di China belum berubah.

"Setiap perubahan dalam status operasional seperti ini hanya akan didasarkan pada alasan kesehatan, keselamatan dan keamanan kolega kita dan anggota keluarga mereka," ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Kementerian Luar Negeri China belum memberikan tanggapannya.

Dalam survei internal yang digelar Kedutaan Besar AS, menurut salah satu sumber, menunjukkan 25 persen staf dan anggota keluarganya memilih untuk meninggalkan China sesegera mungkin.

Sumber tersebut mengatakan bahwa karantina mandiri untuk diplomat harus menjadi persyaratan dasar, dan dirawatnya para diplomat di klinik dan rumah sakit China harus didasarkan atas sukarela. Pemerintah AS, menurut sumber itu, juga dinilai seharusnya menerapkan langkah pembalasan serupa, namun gagal.

Sumber kedua menyebut kepemimpinan di Kedutaan Besar AS gagal mendapatkan jaminan yang pantas dari China soal perawatan diplomat AS selama pandemi.

Pada awal pandemi, pemerintah AS mengevakuasi sekitar 1.300 diplomat AS dan keluarganya dari China. Pemerintah kedua negara menemui jalan buntu selama berbulan-bulan atas prosedur tes Corona dan karantina bagi para pejabat kedua negara.

China mewajibkan para diplomat asing mematuhi aturan pandemi seperti karantina dan tes Corona setibanya di negara tersebut, meskipun beberapa utusan asing tidak harus menjalani karantina di hotel-hotel yang ditetapkan pemerintah.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads