Korea Utara (Korut) dilaporkan kembali meluncurkan objek yang diduga dua rudal jelajah dari wilayahnya. Kedua rudal itu disebut jatuh ke perairan sebelah timur negara komunis tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (25/1/2022), aktivitas peluncuran terbaru Korut itu dilaporkan oleh Korea Selatan (Korsel), negara tetangganya. Kepala Staf Gabungan militer Korsel mengatakan bahwa pihaknya masih menganalisis peluncuran itu untuk menetapkan jenis proyektil yang digunakan.
Peluncuran rudal terbaru pada Selasa (25/1) waktu setempat ini merupakan yang kelima dilakukan Korut sepanjang tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin Korut, Kim Jong-Un, sebelumnya bersumpah akan memperkuat militer dengan teknologi canggih. Sumpah itu disampaikan saat pembicaraan dengan Korsel dan Amerika Serikat (AS) terhenti.
Korut mengabaikan kecaman internasional dan menggelar empat uji coba rudal balistik beberapa pekan terakhir, dengan yang paling baru pada 17 Januari lalu.
Belum ada pernyataan resmi dari Korut soal peluncuran terbaru itu.
Aktivitas peluncuran rudal itu telah memicu kekhawatiran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menuai sanksi baru dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Namun peluncuran rudal jelajah oleh Korut diketahui tidak dilarang di bawah sanksi PBB.
Beberapa waktu terakhir, China dan Rusia mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mencabut larangan ekspor bagi Korut dan menaikkan batasan impor petroleum murni.
Korut sendiri menyatakan terbuka untuk dialog, namun hanya jika AS dan negara-negara lainnya mencabut 'kebijakan permusuhan' seperti sanksi dan latihan militer.