Ratusan pamflet juga dikirimkan kepada Muslim anti-komunis, yang mengklaim agen-agen komunis China akan mengambil alih Indonesia.
Menanggapi dokumen-dokumen itu, Soe Tjen Marching yang ayahnya disiksa dan dipenjara selama 2,5 tahun karena dicurigai menjadi anggota PKI saat itu, menyebut bahwa penargetan komunitas Tionghoa tahun 1965 memiliki 'bagian besar dalam mempertahankan kecurigaan juga diskriminasi antara China dan non-China di Indonesia'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, sangat mendesak bagi pemerintah Inggris untuk meminta maaf," cetus Soe yang kini menjadi dosen di Soas University of London.
Sementara Steve Alston dari organisasi HAM, Tapol, menyatakan organisasinya 'terkejut bahwa pemerintah Inggris terlibat dalam kampanye disinformasi untuk menghasut kekerasan'.
"Menghadapi bukti semacam itu, pemerintah Inggris sekarang harus berkomitmen untuk meluncurkan penyelidikan oleh penasihat independen untuk diselesaikan dalam 18 bulan," ujarnya.
(nvc/ita)