Inggris Dituntut Minta Maaf Atas Keterlibatan Menghasut Tragedi 1965

Inggris Dituntut Minta Maaf Atas Keterlibatan Menghasut Tragedi 1965

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 25 Jan 2022 14:23 WIB
FILE - In this file photo dated Monday, Dec. 14, 2020, the Union Flag flies on the top of 10 Downing Street, the Prime Ministers official residence in London. The British government said Wednesday March 24, 2021, the national flag should be flown every day on all public buildings, the latest move in an increasing embrace of the Union flag. (AP Photo/Alberto Pezzali, FILE)
Ilustrasi (AP Photo/Alberto Pezzali, FILE)

Ratusan pamflet juga dikirimkan kepada Muslim anti-komunis, yang mengklaim agen-agen komunis China akan mengambil alih Indonesia.

Menanggapi dokumen-dokumen itu, Soe Tjen Marching yang ayahnya disiksa dan dipenjara selama 2,5 tahun karena dicurigai menjadi anggota PKI saat itu, menyebut bahwa penargetan komunitas Tionghoa tahun 1965 memiliki 'bagian besar dalam mempertahankan kecurigaan juga diskriminasi antara China dan non-China di Indonesia'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu, sangat mendesak bagi pemerintah Inggris untuk meminta maaf," cetus Soe yang kini menjadi dosen di Soas University of London.

Sementara Steve Alston dari organisasi HAM, Tapol, menyatakan organisasinya 'terkejut bahwa pemerintah Inggris terlibat dalam kampanye disinformasi untuk menghasut kekerasan'.

ADVERTISEMENT

"Menghadapi bukti semacam itu, pemerintah Inggris sekarang harus berkomitmen untuk meluncurkan penyelidikan oleh penasihat independen untuk diselesaikan dalam 18 bulan," ujarnya.


(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads